Layanan Umrah di Bandara Kertajati Diminati Jamaah Asal Jawa Tengah

Senin, 24 Desember 2018 - 10:26 WIB
Layanan Umrah di Bandara Kertajati Diminati Jamaah Asal Jawa Tengah
BIJB Kertajati, Majalengka, Jabar. Foto/Dok SINDOnews
A A A
BANDUNG - Sejak layanan penerbangan internasional dibuka Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Oktober 2018, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) diminati masyarakat, khususnya penerbangan umrah. Bukan hanya warga Jabar, melainkan juga Jawa Tengah.

Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra mengatakan, manifest keberangkatan umrah pada Sabtu 22 Desember 2018 yang digaet biro perjalanan umrah Dini Group Indonesia (DGI) menunjukkan, mayoritas penumpang berasal dari Jateng bagian barat.

"Justru keberangkatan penerbangan umrah pada kemarin (22 Desember 2018) mayoritas berasal dari Provinsi Jawa Tengah," kata Virda dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Senin 24 Desember 2018.

Virda menyebutkan, Purbalingga sebagai salah satu catchment area bandara yang berlokasi di Kertajati, Kabupaten Majalengka itu, paling mendominasi penerbangan umrah kali ini dengan sekitar 50 penumpang.

Selain warga Purbalingga, penerbangan umrah dengan pesawat Lion Air Boeing 737 max 8 dengan nomor JT 072 itu, juga mengangkut masyarakat asal Tegal, Cilacap, Banyumas, Purwokerto, Banjarnegara, bahkan Kulon Progo. Adapun dari Jabar, jamaah Umrah mayoritas berasal dari Kuningan, Cirebon, Indramayu, Tasikmalaya, Bekasi dan Ciamis.

"Penerbangan 22 Desember itu cukup penuh atau sekitar 151 seat terisi. Antusias masyarakat Jateng ini cukup besar untuk melakukan penerbangan umrah dari Kertajati. Lalu beberapa asal Jawa Barat," terang Virda.

Virda menambahkan, jika melihat catchment area atau daerah cakupan Bandara Kerjati, wilayah-wilayah tersebut memang menjadi potensial market yang besar. Catchment area dengan jumlah warganya yang mencapai 17 juta jiwa ini sudah seharusnya dimaksimalkan biro perjalanan umrah dan haji serta maskapai untuk menggunakan layanan penerbangan di Bandara Kertajati.

Apalagi, kata Virda, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendorong agar penerbangan umrah warga asal Jabar diharuskan terbang dari Bandara Kertajati mengingat frekuensi penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta sudah sangat sibuk setiap harinya.

Menurut Virda, potensi pasar penerbangan umrah di Jabar cukup besar, yakni hampir 300.000 jamaah per tahunnya. Pasar tersebut harus bisa digarap agar penerbangan menuju Madinah ini bisa terbagi dengan bandara utama, yakni Bandara Soekarno-Hatta.

Diketahui, umrah dari Bandara Kertajati sudah bisa dilayani secara direct atau hanya melakukan technical landing di India. Pasalnya, panjang runway Bandara Kertajati yang hanya 2.500 meter mengharuskan pesawat Boeing 737 melakukan pengisian bahan bakar di Bandara Trivandrum, India. Penambahan runway hingga 3.000 meter terus dikejar, agar awal 2019 sudah bisa digunakan.

"Penyempurnaan runway menjadi 3.000 meter terus dilakukan oleh pihak Angkasa Pura II. Jika sudah 3.000 meter, pesawat wide body sudah semakin leluasa untuk terbang atau mendarat dari Bandara Kertajati," imbuh Virda.

Layanan penerbangan umrah dari Bandara Kertajati kini baru dilayani maskapai Lion Air satu kali setiap pekannya. Kini, layanan serupa juga mulai dijajaki maskapai lain, seperti Garuda Indonesia yang sudah melakukan penerbangan domestik perdananya di Bandara Kertajati, 18 Desember lalu.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8267 seconds (0.1#10.140)