Festival Kampungan, Event Seni dan Budaya di Penghujung 2018

Minggu, 23 Desember 2018 - 05:00 WIB
Festival Kampungan, Event Seni dan Budaya di Penghujung 2018
Salah satu penampil pada Festival Kampungan 2017 lalu. Foto/ISTIMEWA
A A A
MAJALENGKA - Event seni dan budaya kembali digelar di Kabupaten Majalengka pada akhir 2018 ini. Festival Kampungan, event yang digelar sejak 2016 ini, akan kembali dihelat di alun-alun Desa Bongas Kulon, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka selama satu pekan dari 24 hingga 29 Desember 2018.

Tahun ini, Festival Kampungan akan diisi dengan sejumlah penampilan seni, baik tradisional maupun modern. Pengisi acara, selain dari daerah Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan (Ciayumajakuning), juga ada beberapa seniman dari luar kota, seperti Yogyakarta, Magelang, Bali, dan kota-kota lainnya.

"Pembukaan pada Senin (24/12/2018) pukul 09.00 WIB. Di hari pertama, ada lomba tari topeng wanda (genre) samba. Lalu ada juga parade musik anak bangsa," kata ketua panitia Festival Kampung Darto kepada SINDOnews, Sabtu (22/12/2018).

Hari kedua dan seterusnya hingga hari terakhir, ujar dia, Festival Kampungan digelar pada malam hari, setelah salat Isya. Genjring akrobatik, salah satu seni tradisional yang sudah terbilang langka, adalah salah satu seni yang akan dipentaskan dalam festival itu.

"Setiap harinya akan ada empat sampai lima performance (penampilan). Nanti ada juga wayang golek dengan dalang muda," ujar dia.

Darto menuturkan, festival kampungan bukan sekadar media hiburan. Lebih dari itu, yang paling penting adalah memperkenalkan budaya dan seni kepada generasi muda.

"Ini (Festival Kampungan) yang ketiga kalinya. Alhamdulillah, dari event ini ada yang membekas. Temen-temen seninam bisa lebih menggali lagi dari yang lainnya. Menopang wisata juga. Festival ini biasa digelar pada Desember karena mengambil moment saat orang kota mudik, menawarkan sesuatu yang baru," tutur Darto.

Para seniman dari luar kota, tutur Darto, selama berada di Desa Bongas Kulon, Majalengka, mereka tinggal di rumah-rumah warga. Hal itu sengaja dilakukan agar terjalin komunikasi, sekaligus membuka peluang terjadinya transfer pengetahuan dan budaya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.8477 seconds (0.1#10.140)