Bahan Baku Pakan Picu Gejolak Harga Telur di Jabar

Senin, 17 Desember 2018 - 19:32 WIB
Bahan Baku Pakan Picu Gejolak Harga Telur di Jabar
Harga telur ayam di Jabar melonjak diduga akibat kenaikan harga pakan ayam. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
BANDUNG - Kenaikan harga bahan bahan baku pakan ayam, yakni jagung dinilai sebagai penyebab kenaikan harga telur di Jawa Barat yang kini mencapai Rp25.000-26.000 per kilogram di pasaran.

Stok jagung yang menipis membuat harga jagung melonjak tajam dari Rp4.000-4.500 per kilogram menjadi Rp6.000-6.500 per kilogram. Kenaikan harga jagung tersebut mengerek kenaikan harga pakan ayam petelur, sehingga harga telur di pasaran pun ikut naik.

"Kebutuhan jagung itu bisa 50-60 persen untuk pakan ternak dan ternyata jagung tidak tersedia. Kemudian, harganya jadi mahal, sehingga pakannya juga naik. Nah, ini yang mengakibatkan harga telur ini naik," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar Dewi Sartika di Kantor DKPP Jabar, Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, Senin (17/12/2018).

Dewi mengemukakan, kenaikan harga telur sudah terjadi beberapa pekan ini di sejumlah pasar di Jabar. Sebelumnya, harga telur berkisar Rp21.000 per kilogram di pasaran, sedangkan harga pokok produksi (HPP) Rp18.000 per kilogram.

"Biasanya, di kandang itu harganya Rp18.000 per kilogram ditambah ongkos angkut, telur pecah, paling di pasaran Rp21.000 per kilogram. Tapi sekarang di kandang sudah Rp21.000 per kilogram dan di pasaran Rp25.000-26.000 per kilogram," ujar dia.

Penyebab lain naiknya harga telur, tutur Dewi, yakni keterbatasan produksi telur di Jabar. Bahkan, kata Dewi, 52% kebutuhan telur di Jabar selama ini dipasok sejumlah daerah, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara. "Sehingga, saat permintaan meningkat, harga telur pun ikut naik karena stok yang terbatas," tutur Dewi.

Tidak hanya itu, tambah Dewi, permintaan telur yang meningkat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru juga dinilai berpengaruh pada kenaikan harga telur, meski tidak signifikan. "Memang ada pengaruh Natal dan Tahun Baru ini, namun pengaruhnya kecil. Yang jelas pengaruh besar itu dari harga pakan," ungkap dia.

Meski harga telur mengalami kenaikan cukup besar, namun menurutnya, kenaikan harga tersebut masih terbilang wajar. Pasalnya, harga psikologis telur sebenarnya berada di kisaran Rp27.000 hingga Rp28.000 per kilogram. "Bisanya kalau sudah Rp27.000-28.000, Satgas (Satuan Tugas) Pangan turun lagi. Tapi sekarang masih di Rp26.000," tandas Dewi.

Disinggung soal stabilitas harga telur, Dewi menyebutkan, pihaknya belum mendapati kecenderungan harga telur akan turun hingga perayaan Natal dan Tahun Baru usai. Meski begitu, Dewi berharap, harga telur akan kembali normal di angka Rp21.000 per kilogram di awal tahun 2019 nanti.

"Tidak ada kecenderungan turun, kecenderungannya masih bertahan pada Rp26.000. Tapi, mudah-mudahan awal tahun nanti sudah kembali normal," pungkasnya.

Masih di tempat yang sama, Plt Kepala Bidang Produksi DKPP Jabar Aida Rosada menjelaskan, kebutuhan telur di Jabar mencapai sekitar 398.000 ton per tahun. Sementara produksi telur di Jabar sendiri hanya sekitar 174.000 ton per tahun.

"Konsumsi telur di Jabar itu mencapai 8,46 per kapita per tahun. Tidak heran konsumsi telur di Jabar cukup tinggi. Makanya, saat permintaan naik, harga telur cukup tinggi. Apalagi, produksi telur di Jabar terbatas," ujar Aida.

Aida yakin, harga telur di Jabar akan berangsur kembali normal di kisaran Rp21.000 per kilogram manakala harga jagung pun kembali normal di kisaran Rp4.000 per kilogram.

"Kami menyambut baik langkah pemerintah pusat yang sudah melakukan impor jagung beberapa hari lalu karena hal itu akan berpengaruh pada penurunan harga telur," tutur dia.

Aida menambahkan, untuk menggenjot produksi telur di Jabar, DKPP Jabar juga menggulirkan program bantuan ayam khas Jabar, yakni ayam sentul petelur.

Lewat program tersebut, pihaknya berharap, produksi telur di Jabar secara bertahap akan meningkat. "Memang saat ini program tersebut baru sebatas untuk konsumsi rumahan, belum komersial dengan jumlah produksi yang besar," tandas Aida.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2028 seconds (0.1#10.140)