Puluhan Siswa Ikuti Kompetisi Merakit Kincir Angin

Sabtu, 15 Desember 2018 - 19:38 WIB
Puluhan Siswa Ikuti Kompetisi Merakit Kincir Angin
Siswa SD dan SMP ketika mengikuti pelatihan dan kompetisi merakit kincir angin berbahan baku barang-barang bekas di Darul Hikam Integrated School, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sabtu (15/12/2018). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Sebanyak 51 siswa SD dan SMP dari 15 sekolah se-Jawa Barat dan Jabotabek mengikuti kompetisi merakit kincir angin berbahan bakubarang-barang bekas. Panitia mengusung tema kegiatan 'Save Energy, Create a Green Life' agar barang yang tidak terpakai di lingkungan sekitar bisa dimanfaatkan melalui olahan kreativitas dan tangan dingin siswa.

"Ini adalah kegiatan STEM Camp Batch 3 yang mengusung tema Energreen. Pada tahun pertama tema yang diusung pelatihan aerospace/ruang angkasa, tahun kedua soal pesawat, dan tahun ini pelatihan kompetisi soal pemanfaatan energi dari alam," jelas Wakasek Bidang Kesiswaan Darul Hikam Integrated School M Panji Ginanjar saat ditemui di sela kegiatan di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sabtu (15/12/2018).

Menurutnya, ada enam kegiatan yang terdiri dari lima project pembuatan alat dan satu kunjungan ke lapangan. Pembuatan alat itu adalah kincir angin sebagai energi gerak, alat penyaring air, alat penjernih air supaya layak minum, alat pengukur kecepatan angin, pelatihan penanaman pohon, dan kunjungan ke daerah Manoko. Nantinya, para peserta mendapatkan bibit pohon untuk ditanam di rumahnya.

Panji menyebutkan, instruktur yang terlibat dalam kegiatan ini ada lima orang. Mereka adalah guru-guru dari Darul Hikam Integrated School (DHIS) Lembang yang berpengalaman. Ada sebagian dari mereka yang pernah mengikuti pelatihan di National Aeronautics and Space Administration (NASA) Amerika. Sehingga, ilmu mereka bisa dibagikan kepada para siswa yang mengikuti pelatihan kompetisi.

"Tujuan dari kegiatan ini agar siswa bisa mengenali lingkungannya dan mengenali bakat yang dimiliki. Seperti pada pelatihan tahun kedua ada siswa yang ingin masuk sekolah pilot karena tertarik dengan dunia kedirgantaraan," ucapnya.

Panitia Kegiatan Sarina Hanifah menuturkan, peserta adalah siswa dari kelas 4 SD sampai 3 SMP. Masing-masing peserta diberikan material botol plastik, styrofoam, stik bekas es krim, dan kertas karton. Mereka diberikan kebebasan untuk berkreasi sesuai dengan daya imajinasinya dalam menghasilkan karya. Masing-masing produk akan dinilai sesuai dengan fungsinya yakni kincir angin yang bisa menghasilkan energi gerak.
"Kami ingin siswa didik tumbuh kreativitasnya dan menjadi agen yang peduli terhadap lingkungan," tuturnya.

Salah seorang peserta dari SMPN 2 Bandung, Akmal Slamet Satrio (13), mengaku mendapatkan ilmu berharga setelah mengikuti pelatihan dan kompetisi ini. Sebab, dirinya bisa langsung mempraktikan ilmu yang didapat untuk membuat kincir angin agar bisa menghasilkan energi gerak untuk menarik sebuah benda.
"Tadi buat kincir angin dari barang-barang bekas. Bagian tersulitnya saat membuat kincir angin dan penopangnya. Tapi seru, karena banyak teman dan dapat pengalaman," ujarnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9944 seconds (0.1#10.140)