Pengawasan Partisipatif Jadi Cara Bawaslu Atasi Keterbatasan Personel

Jum'at, 14 Desember 2018 - 17:37 WIB
Pengawasan Partisipatif Jadi Cara Bawaslu Atasi Keterbatasan Personel
Komisioner Bawaslu KBB M Firdaus Ibnu saat sosialisasi pengawasan pemilu partisipatif bagi pemilih pemula pada Pemilu 2019 di Lembang, Jumat (14/12/2018). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menggelar sosialisasi pengawasan pemilu partisipatif bagi pemilih pemula se-Bandung Barat pada Pemilu 2019 di Lembang, Jumat (14/12/2018).

Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 100 peserta yang berasal dari berbagai kalangan seperti pelajar, organisasi kepemudaan, mahasiswa, karang taruna, dan pramuka, serta dihadiri oleh Komisioner Bawaslu KBB Cecep Rahmat Nugraha, Ai Wildani Sri Aidah, Ujang Rohman, dan M Firdaus Ibnu.

"Kami ingin pelajar, mahasiswa, atau para pemilih pemula bisa berperan aktif melakukan pengawasan di lapangan di tengah keterbatasan personel yang kami (Bawaslu) miliki," kata Ketua Bawaslu KBB Cecep Rahmat Nugraha.

Menurut dia, ketika ada pelanggaran mereka jangan khawatir atau takut untuk melaporkan. Identitas pelapor akan dirahasiakan dan dilindungi sehingga tidak akan diketahui oleh yang dilaporkan.

Hal itu untuk menghindari adanya intimidasi atau intervensi kepada pelapor. Hanya saja mekanisme pelaporan jangan sampai lewat dari tujuh hari karena jika lewat dari itu menjadi kedaluarsa.

Komisioner Bawaslu KBB M Firdaus Ibnu mengemukakan, pengawasan partisipatif dengan melibatkan masyarakat maupun elemen pelajar sangat dibutuhkan.

Pasalnya di KBB pada pemilihan legislatif mendatang ada total 642 calon legislatif (caleg) yang akan bertarung memperebutkan 50 kursi di DPRD KBB. Sehingga dibutuhkan pengawasan dari berbagai kalangan terhadap potensi pelanggaran yang akan terjadi.

"Personel bawaslu ini terbatas paling sekitar 300 orang dari tingkat kabupaten sampai desa, sehingga butuh bantuan dengan membangun mitra untuk pengawaasan salah satunya para pemilih pemula," ujar Firdaus.

Salah satu mitra strategis Bawaslu yang turut dilibatkan adalah dari unsur pramuka. Kerja sama tersebut sudah terbangun sejak pemilu sebelumnya sehingga diharapkan pengawasan partisipatif akan lebih efektif.

Ada juga pengawasan dari mereka yang merupakan pemilih pemula karena baru berusia 17 tahun atau sudah pernah menikah. Semoga dengan upaya sosialisasi ini pelaksanaan pemilu di KBB berjalan aman dan lancar.

Salah seorang peserta sosialisasi dari SMK Kesehatan Rajawali Parongpong, Rendi (16) mengaku mendapatkan ilmu banyak soal pemilu dari para nara sumber yang hadir.

Meskipun pada pemilu tahun ini dirinya belum bisa menggunakan hak suaranya, tapi ilmu yang didapat menjadi bekal untuk penyelenggaraan pemilu berikutnya.

"Ini jadi pengalaman dan bekal berharga bagi saya untuk pemilu tahun 2024. Sebab kalau di pemilu ini hanya ada lima surat suara maka di pemilu 2024 akan ada tujuh surat suara sehingga rumit," ujar dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3108 seconds (0.1#10.140)