300.000 Pemudik Masuk Jabar, Pemprov Waspadai Orang Tanpa Gejala COVID-19

Minggu, 17 Mei 2020 - 17:18 WIB
loading...
300.000 Pemudik Masuk Jabar, Pemprov Waspadai Orang Tanpa Gejala COVID-19
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meminta, kepala daerah untuk tetap mewaspadai potensi orang tanpa gejala (OTG) dari para pemudik. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meminta, kepala daerah untuk tetap mewaspadai potensi orang tanpa gejala (OTG) dari para pemudik. Menurut dia, sekitar 300.000 pemudik datang ke Jabar dan hal itu dikhawatirkan bisa merusak tren positif penanganan COVID-19.

"Jika tren positif ini digagalkan oleh datangnya potensi-potensi OTG atau pemudik yang jumlahnya diperkirakan ada sekitar 300.000, itu akan mengganggu tren menggembirakan di Jawa Barat," kata Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, Minggu (17/5/2020). (Baca juga; 50% Wilayah Jawa Barat Masih Berstatus Zona Merah COVID-19 )

Kang Emil menegaskan, meskipun PSBB disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah, Pemprov Jabar tidak akan menurunkan level pengawasan, termasuk jelang Lebaran nanti. Pengawasan akan tetap dilakukan sesuai dengan zona atau level kewaspadaan di daerah masing-masing.

Provinsi Jabar akan terbagi dalam lima level kewaspadaan, yaitu level 5 atau zona hitam (PSBB penuh), level 4 atau zona merah (PSBB penuh), level 3 atau zona kuning (PSBB parsial), level 2 atau zona biru (physical distancing), dan level 1 atau zona hijau (kondisi normal).

"Kepada mereka yang termasuk ke dalam level biru, maka kebijakan bisa lebih longgar. Dengan tetap menjauhi kerumunan dan ada protokol kesehatan, tapi kegiatan sudah bisa 100%," imbuhnya. (Baca juga; Kota Bandung Berstatus Zona Kuning COVID-19 )

Dia menekankan, ukuran keberhasilan PSBB juga bisa dilihat turunnya pasien terkonfirmasi positif sambil terus melakukan peningkatan jumlah tes masif. "Kita sedang mengejar 300.000 pengetesan dalam waktu secepatnya,” ucapnya.

Kang Emil menambahkan, secara umum, tren penanganan pandemi COVID-19 di Jabar cukup positif. Hal itu ditunjukkan sejumlah indikator, seperti jumlah pasien di rumah sakit yang menurun sejak akhir April, angka kematian menurun, serta tingkat kesembuhan naik dua kali lipat.

"Saya ucapkan terima kasih kepada semua pemimpin daerah yang sudah sinkronisasi terkait apa yang kita kerjakan, sehingga kita di Jawa Barat bisa satu frekuensi," katanya.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4023 seconds (0.1#10.140)