Direktur RSUD: Idealnya Anggaran Pemeliharaan Rp300-500 Juta per Tahun

BANDUNG BARAT - Direktur RSUD Cikalongwetan Ridwan Abdullah Putra tidak menampik ada sejumlah retakan di beberapa bagian bangunan. Kondisi itu sudah terjadi sekitar tiga bulan lalu.

Namun pihak RSUD Cikalongwetan tidak bisa berbuat banyak dikarenakan keterbatasan anggaran pemeliharaan gedung. "Ya, memang diakui ada beberapa bagian gedung yang dindingnya sudah retak-retak," kata Ridwan Abdullah Putra, Rabu (12/12/2018).

Tidak hanya itu, ujar dia, di bagian belakang rumah sakit juga berupa tanah urukan sehingga kurang kuat menahan beban. Yang dikhawatirkan, gedung untuk ruang rawat VIP dan VVIP bergeser dan itu sudah terlihat dari munculnya retakan pada dinding bangunan.

Jika tidak segera ditangani keretakan bisa bertambah parah. Karena itu, gedung untuk ruangan VIP dan VVIP sampai sekarang belum difungsikan karena sarana dan prasarana pendukung belum lengkap.

Ridwanmengemukakan, lambatnya penanganan kerusakan karenaanggaran pemeliharaan minim. Rumah sakit milik Pemkab Bandung Barat ini hanyapunya anggaran pemeliharaan Rp50 juta per tahun.

Jumlah itu relatif minim untuk ukuran RSUD Cikalongwetan yang memiliki luas lahan dan bangunan yang eksisting saat ini. "Idealnya anggaran perawatan bangunan untuk RSUD Cikalongwetan yang luas ini sekitar Rp300 juta-Rp500 juta/tahun, jadi bisa leluasa ketika ada kerusakan," ujar dia.

RSUD Cikalongwetan dibangun oleh PT Nindya Karya (persero). Rumah sakit pelat merah ini mulai dibangun akhir 2015 dan selesai pada Maret 2017. Total pembangunan menghabiskan anggaran Rp130 miliar dan baru bisa beroperasi untuk melayani masyarakat mulai 27 Juli 2017. RSUD ini menjadi yang ketiga di KBB setelah RSUD Cililin dan Lembang.

Karena baru setahun digunakan dan telah rusak, Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna kecewa. Fakta itu ditemukan Bupati saat melakukan inspeksi mendadak ke RSUD Cikalongwetan, Kecamatan Cikalongwetan, Rabu (12/12/2018) siang.