Pelatihan melalui Digital Learning untuk BUMN Mendesak Dilakukan

Minggu, 09 Desember 2018 - 15:11 WIB
Pelatihan melalui Digital Learning untuk BUMN Mendesak Dilakukan
Senior General Manager Telkom Corpu Rina D Pasaribu saat memaparkan pentingnya digital learning bagi BUMN. Selai efisien, digital learning juga sesuai perkembangan zaman. Foto: Istimewa
A A A
BANDUNG - Pelatihan dan pembelajaran secara online atau digital learning bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendesak dilakukan, di tengah tuntutan akan pembelajaran efisien dan efektif.

Konsep itu penting dilakukan mengingat banyak badan usaha milik negara yang belum menerapkan konsep digital learning tersebut.

Hasil survei yang dilakukan kepada sejumlah peserta "PluggedIn, Corpu Indonesia Learn & Share", sebuah forum digital learning yang diselenggarakan Telkom Corporate University di Bandung, menunjukkan belum banyak BUMN yang menerapkan digital learning.

Forum itu dihadiri sedikitnya 300 perwakilan dari 74 entitas. Yaitu 60 BUMN, 5 lembaga pemerintah, 2 universitas, dan 7 swasta.

Senior General Manager Telkom Corpu Rina D Pasaribu mengatakan, sebanyak 80 responden survei terlibat dalam survei tersebut. Secara umum, saat ini, pelatihan konvensional masih mendominasi pada unit SDM di mayoritas BUMN.

“Hasilnya, 39% perusahaan mengaku masih menerapkan pelatihan konvensional, 31% konvensional dan semi digital, dan baru 30% yang telah memadukan digital learning dengan pelatihan pada umumnya,” kata Rina, Minggu (9/12/2018).

Di sisi lain, 44% perusahaan sudah memiliki sarana prasarana digital learning namun tidak efektif digunakan. 44% malah belum punya sama sekali, dan baru 13% perusahaan yang mengaku sudah punya sekaligus efektif.

"Jumlah pelatihan yang diberikan kebanyakan 3 sampai 5 hari sebanyak 54 persen, lebih dari 5 hari itu 25 persen, dan kurang dari 3 hari sebanyak 21 persen. Melihat statistik tersebut, digital learning adalah jawaban efektivitas dan efisiensi pelatihan dan pembelajaran karyawan di BUMN," ujar dia.

Sementara dengan metode digital learning tingkat kepuasan terbesar berada di angka 8 dari skor 10. Selanjutnya, diikuti oleh skor 7, 6, dan 9. Biaya pelatihan mayoritas Rp3-5 juta per karyawan per tahun (36%) dan Rp5-10 juta per karyawan per tahun (35%).

Praktisi SDM dari PT Waskita Karya Lien Herlina mengungkapkan, kegiatan digital learning sangat mencerahkan. Sebab, banyak inspirasi tentang pengembangan SDM dari para narasumber kompeten.

"Sebaiknya kegiatan digelar setahun dua kali, karena isinya bagus. Lebih baik jika bahasan lebih mengupas aplikasi yang riil dan berdampak bagi perusahaan," kata Haris Tri Wahjunita dari PT Perhutani, baru-baru ini.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.8799 seconds (0.1#10.140)