Jabar Perlu 30 Juta Bibit Bambu untuk Jaga Keseimbangan Lingkungan

Jum'at, 07 Desember 2018 - 10:20 WIB
Jabar Perlu 30 Juta Bibit Bambu untuk Jaga Keseimbangan Lingkungan
Penasihat Akademi Citarum yang juga pegiat tanaman bambu Mastok Suprianto (kanan). Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Jawa Barat masih membutuhkan sekitar 30 juta bibit bambu untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Kebutuhan itu didasarkan pada daerah penghasil bambu yang mulai kritis.

Penasihat Akademi Citarum yang juga pegiat tanaman bambu Mastok Suprianto mengatakan, kebutuhan bambu di Jabar tak lepas dari jenis tanaman ini yang mulai berkurang. Padahal, bambu memberi manfaat besar bagi keseimbangan udara, air, serta menjaga kekuatan tanah.

"Kita membutuhkan 25 sampai 30 juta bibit bambu. Ini tugas bersama, tinggal bagaimana pemerintah dan kita semua berkomitmen menanam. Termasuk industri bambu, ketika satu bambu ditebang, mestinya bisa menanam 10 bibit bambu," kata Mastok, Jumat (7/12/2018).

Menurut dia, di Jabar setidaknya ada 10 kabupaten/kota yang masuk kategori kritis pohon bambu. Luas lahan kritis itu mencapai 47.000 hektare. Sepuluh kawasan itu di antaranya Sumedang, Ciamis, Pangandaran, Garut, Majalengka, Karawang, Bandung Barat, Subang, dan Bogor.

Kebutuhan 30 juta bibit bambu pun, kata dia, mengacu pada kebutuhan luas lahan 47.000 hektare yang perlu ditanam bambu. Jumlah itu bisa jadi lebih besar lagi bila mengacu pada rumpun bambu yang pernah tumbuh di suatu tempat.

Menurut Mastok, bambu akan memberi manfaat bagi lingkungan. Bambu mampu menyerap air hingga 30 liter per 24 jam untuk satu rumpun. Bambu pun mampu menghasilkan oksigen dalam jumlah besar. Daya tanam bambu yang relatif singkat, sekitar 3 tahun, menjadi kelebihan jenis tanaman ini ketimbang pohon lain yang membutuhkan waktu lebih dari lima tahun.

"Bambu juga bernilai ekonomi, rebungnya bisa dijual. Belum lagi batangnya bisa untuk membuat rumah, kerajinan, dan bernilai ekspor tinggi. Dulu waktu bambu masih banyak, ada pabrik kertas di Padalarang. Tapi sekarang sudah tutup," beber dia.

Dia menyebut, Akademi Citarum saat ini berencana melakukan penanaman di dua lahan kritis bambu. Ada mahasiswa dari enam perguruan tinggi yang bakal terlibat. Akademi ini fokus melakukan pendataan, survei, dan menanam bambu. Kemudian, melakukan edukasi kepada masyarakat.

"Kami mewadahi anak muda untuk pendidikan lingkungan sejak dini. Bagaimana mereka memiliki kepedulian menjaga dan melestarikan lingkungan melalui media bambu. Program kami akan melakukan penanaman di 10 kabupaten/kota," jelasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9041 seconds (0.1#10.140)