Lulusan Pasis Sespima Wajib Jaga Kondusivitas Pemilu 2019

Kamis, 06 Desember 2018 - 18:34 WIB
Lulusan Pasis Sespima Wajib Jaga Kondusivitas Pemilu 2019
Kasespim Lemdiklat Polri Irjen Pol Wahyu Indra Pramugari saat membuka seminar di Sespim Polri, Lembang, KBB, Kamis (6/12/2018). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Pasis Sespima Sespim Lemdiklat Polri Angkatan 60 Tahun 2018 mendapatkan ilmu berharga terkait pemilu dari sejumlah nara sumber dalam seminar di Sespim Lemdiklat Polri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Kamis (6/12/2018).

Seminar bertema "Meningkatkan Sinergitas Polisional Proaktif Guna Pengamanan Rangkaian Tahap Proses Pemilu 2019 dalam Rangka Terwujudnya Situasi yang Kondusif" itu menghadirkan pakar berkompenten di bidangnya.

Mereka adalah Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan (Kasespim) Lemdiklat Polri Irjen Pol Wahyu Indra Pramugari; Pengamat Politik dan Pemerintahan Prof DR Drs Ermaya Suradinata.

Kemudian, Ketua Bawaslu Provinsi Jabar Abdullah Dahlan; Komisioner KPU Jabar Divisi Sosialisasi dan Pendidikan Idham Holik, dan Kasat Binmas Polrestabes Bandung AKBP Sukana Hermansyah, mewakili Kapolrestabes Bandung.

"Semua Pasis Sespima Sespim Polri ini setelah lulus akan kembali bertugas di wilayah masing-masing. Jadi mereka berkewajiban untuk menjaga proses Pemilu 2019 damai dan kondusif," kata Kasespim Lemdiklat Polri Irjen Pol Wahyu Indra Pramugari seusai kegiatan.

Dia mengemukakan, kerawanan pemilu tahun depan akan lebih terbaca di triwulan pertama 2019. Secara garis besar gangguan kerawanan yang sudah bisa terpetakan seperti, penyebaran hoax, isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), kampanye hitam, dan konflik sosial.

Namun dari sejumlah kerawanan itu, yang paling nyata adalah soal politik uang. Diharapkan para lulusan Sespima dapat menjadi agen pendorong partisipasi publik dan bersama-sama dengan Bawaslu memgingatkan agar masyarakat jangan mudah tergoda iming-iming uang.

"Personel Bawaslu itu kan terbatas, karena itu unsur kepolisian yang memiliki jaringan sampai ke desa-desa sangat diperlukan untuk mengingatkan agar masyarakat tidak mudah tergoda oleh politik uang," ujar Wahyu.

Wahdyu menuturkan, lulusan Sespima juga harus menjaga kemitraan dan beradaptasi dengan lingkungan sesuai ilmu yang didapatkan. Selain harus menjaga netralitas Polri seperti diatur dalam UU No 2/2002, di mana anggota Polri tidak terlibat dalam politik praktis sebagai bentuk pengabdian dan tanggung jawab profesi.

Demi terwujudnya keberhasilan pemilu mulai dari tingkat partisipasi pemilih yang tinggi, angka sengketa rendah, dan setiap tahapan berjalan lancar.

Sementara menurut Komisioner KPU Jabar Idham Holik, setelah Orde Baru, belum pernah lagi angka partisipasi pemilih dalam pemilu mencapai 95%. Ini menjadi tantangan bagi semua pihak supaya capaian angka partisipasi pemilih terus mengalami kenaikan.

Berdasarkan catatan angka partisipasi pemilu tahun 1999 sebesar 92,6%, 2004 menjadi 84,1%, 2009 turun 70,9%, dan 2014 kembali naik menjadi 75,1%.

"Kami ingin mewujudkan electoral integrity agar pemilu berjalan damai, di sisi lain kami juga mau angka partisipasi pemilih terus naik. Itu menjadi tanggung jawab semua pihak untuk menyukseskannya," kata Idham.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3452 seconds (0.1#10.140)