Tour Guide Museum di Indonesia Kini Berbasis Aplikasi

Kamis, 06 Desember 2018 - 07:03 WIB
Tour Guide Museum di Indonesia Kini Berbasis Aplikasi
Chief Executive Officer (CEO) Siji AR Dimas Fuady saat menjelaskan aplikasi Siji AR. Sebuah aplikasi yang menganjurkan peran tour guide museum di Indonesia. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) terus memperluas penggunaan mobile aplikasi Siji AR untuk semua museum di Indonesia. Aplikasi ini hadir sebagai pengganti tour guide bagi wisatawan atau pengunjung museum.

Penggunaan aplikasi Siji AR bisa dimanfaatkan pengunjung berbagai peraga sejarah dengan tampilan video virtual 3D. Video itu juga yang akan menjelaskan peristiwa gambar tersebut secara otomatis. Namun, sebelum itu pengunjung terlebih dahulu memindai barcode di samping gambar pameran.

Menariknya, pengunjung bisa memilih bahasa yang diinginkan. Aplikasi ini tentunya sangat membantu wisatawan asing. Aplikasi Siji juga akan menceritakan objek tersebut dalam bentuk infografis dan animasi. Sehingga, penjelasan tentang objek akan lebih komprehensif.

Dengan menggunakan aplikasi mobile gratis tersebut, material apa pun akan nampak seperti benar-benar hidup, lengkap dengan gambar yang bergerak, bersuara, bahkan seolah-olah muncul di hadapan pengguna.

Chief Executive Officer (CEO) Siji AR Dimas Fuady mengatakan, aplikasi tersebut diluncurkan sebagai solusi bagi minimnya tour guide museum yang memiliki kemampuan materi maupun bahasa asing. Di sisi lain, sampai saat ini belum ada standardisasi baku bagi tour guide museum.

"Ini karena jumlah tour guide museum di Indonesia juga masih terbatas. Akibatnya, pesan atau materi dari museum tidak tersampaikan dengan baik kepada pengunjung, apalagi yang berasal dari luar negeri," ujar dia.

Namun, dia mengakui aplikasi tersebut masih terpusat pada museum di wilayah Jakarta. Museum yang sudah menggunakan Siji AR adalah Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, dan Diorama Telkomsel.

Dia menjelaskan, aplikasi tersebut sebenarnya sudah dikembangkan sejak 2014. Saat itu, namanya Siji Infinity yang kemudian berganti menjadi Siji AR sejak 2015. Dia mengaku, awalnya aplikasi ini dipakai di industri periklanan di Indonesia. Namun, bisnis tersebut ditinggalkan seiring dengan mulai runtuhnya bisnis media cetak dalam beberapa tahun terakhir.

Nama Siji, kata Dimas, diambil dari bahasa Jawa yang berarti satu. Hal ini sesuai visi Siji yakni satu aplikasi bisa dipakai untuk mengakses berbagai konten berbasis augmented reality di berbagai museum di mana pun pengguna berada.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9454 seconds (0.1#10.140)