Emil Akan Rombak Total Masjid Pusdai 2020 Jadi Kekinian

Selasa, 04 Desember 2018 - 22:51 WIB
Emil Akan Rombak Total Masjid Pusdai 2020 Jadi Kekinian
Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan istri Atalia Praratya seusai membuka Milad ke-21 Pusdai Jabar, Selasa (4/12/2018). Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berencana merombak total bangunan Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jabar menjadi bangunan masjid yang lebih representatif dan kekinian.

Rencana tersebut disampaikan Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, setelah melihat langsung kondisi Masjid Pusdai Jabar yang terkesan kusam dan kumuh. Emil menginginkan, tempat ibadah dan pusat kegiatan umat Islam tersebut lebih baik dari saat ini.

"Renovasi belum di 2019 karena masih tahun untuk assesment. Apa yang harus diubah, disempurnakan. Mungkin 2020 total menjadi bangunan yang representatif, bagus dan kekinian," kata Emil seusai membuka Rangkaian Milad ke-21 Masjid Pusdai, di Gedung Pusdai Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (4/12/2018).

Emil mengisahkan, bangunan Masjid Pusdai sebenarnya merupakan proyek pertamanya ketika dia masih berstatus mahasiswa tingkat akhir. Saat itu, dia masih magang pada arsitek Slamet Wirasonjaya. Emil terinspirasi pada masjid Turki dengan kubah bertumpuk.

"Jadi saya buka di sini. Dari sekian banyak proyek, Masjid Pusdai ini proyek pertama saya. Jadi saya sangat hapal betul setiap lekuk bangunan ini," ujar dia.

Emil pun berpesan kepada para pengurus Pusdai Jabar untuk menghadirkan dimensi keislaman, selain kegiatan ritual dan berbagai kajian. Seperti aktivitas wakaf mikro, Kredit Mesra, dan wirausaha hingga pusat komando program satu desa satu hafidz, poliklinik gratis bagi warga, dan pengembangan seni Islam.

Selain akan merenovasi, tutur Emil, Pemprov Jabar pun menitipkan sejumlah program kebangkitan Islam tanpa mengenyampingkan kegiatan rutin yang sudah dilaksanakan di Pusdai Jabar selama ini.

"Pusdai silakan survei masyarakat Jabar ingin kegiatan-kegiatan apa? Harus dua arah umat maunya apa, maka fasilitasi. Kedua, kajian-kajian lintas usia, poliklinik dhuafa juga," tutur Emil.

Di tempat sama, Ketua DKM Masjid Pusdai KH Choirul Anam mengatakan, sebelum merenovasi masjid, amanat yang harus mereka emban adalah bagaimana mengembalikan Pusdai Jabar sebagai Islamic center di Jabar.

Karena, kata Choirul, di Jatim, Jateng, dan DKI, ada Islamic Center dengan aktivitas yang lebih maju. Choirul pun mengakui, kondisi bangunan Pusdai Jabar kini memprihatinkan.

"Memang kondisi sekarang Pusdai ini sangat memprihatinkan. Catnya enggak tahu warnanya apa ini. Sebelum renovasi besar, cat ini akan diprioritaskan dan bagian yang udah bocor atap-atapnya," kata Choirul.

"Di sini juga memang terlihat kumuh karena banyak pedagang yang tidak tertata. Padahal, masih ada space lahan yang mungkin bisa dilakukan seperti Ciwalk (Sky Walk Cihampelas) dan lebih terpelihara, jangan sampe kesan masjid kumuh," jelas dia.

Choirul mengemukakan, berdasarkan perhitungan pihaknya, renovasi Pusdai Jabar membutuhkan dana hingga Rp7,8 miliar di luar pembangunan poliklinik.

Selama ini, dana pembangunan atau renovasi biasanya didapatkan dari corporate social responsibility (CSR) dan sumbangan pengusaha muslim. "Masjid ini terakhir renovasi sekitar 10 tahun yang lalu," ujar dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2336 seconds (0.1#10.140)