Desember, Makanan dan Transportasi Diprediksi Sumbang Inflasi di Jabar

Senin, 03 Desember 2018 - 14:10 WIB
Desember, Makanan dan Transportasi Diprediksi Sumbang Inflasi di Jabar
Ilustrasi/SINDOnews
A A A
BANDUNG - Inflasi Jawa Barat pada November 2018 tercatat sebesar 0,28% atau menjadi 2,97% periode Januari-November 2018 (year to date). Berkaca inflasi bulanan tahun lalu, Desember biasanya memberi kontribusi besar terhadap inflasi Jawa Barat.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Dody Erlando mengatakan, pihaknya belum bisa memprediksi besaran inflasi Desember tahun ini. Namun, dia memperkirakan, trennya tidak akan terjadi deflasi.

"Desember memang faktor musim. Biasanya naik. Saya tidak bisa perkirakan berapa, tapi Desember pasti tidak deflasi. Karena ada beberapa kenaikan permintaan seperti transportasi, konsumsi, dan lainnya," kata Dody di Kantor BPS Jabar, Jalan PH Mustofa, Kota Bandung, Senin (3/12/2018).

Sektor transportasi akan mengalami kenaikan permintaan lantaran banyak masyarakat bepergian pada libur sekolah, Natal, dan tahun baru. Seiring dengan itu, permintaan konsumsi diperkirakan juga meningkat yang akan mendorong kenaikan harga.

"Juga harus hati-hati atas persoalan perberasan. Walaupun yang lain stabil, tapi kalau beras naik bisa ngaruh. Karena semua rakyat beli komoditas ini. Apalagi kadang masyarakat beli merek, tanpa melihat kualitas berasnya," beber dia.

Perum Bulog, kata dia, mesti bisa membuktikan bahwa pasokan beras aman hingga beberapa bulan ke depan, sehingga tidak ada spekulan yang menaikkan harga beras seenaknya. Semua pihak harus menjaga distribusi beras supaya alur distribusi ke pedagang tidak tersendat.

Diketahui, penyumbang inflasi terbesar di Jabar pada November ini adalah Kota Bogor 0,39%, diikuti Kota Bandung 0,36%, Sukabumi 0,32%, Kota Cirebon 0,37%, Kota Bekasi 0,21%, Kota Depok 0,20%, dan Kota Tasikmalaya 0,26%.

Tujuh kelompok yang menyumbang inflasi terbesar adalah bahan makanan 0,21%, makanan jadi, minuman, rokok, 0,22%; perumahan, air, gas, BBM 0,41%; sandang 0,17%, kesehatan 0,26%, pendidikan, rekreasi, olahraga 0,01%; transportasi, komunikasi, dan keuangan 0,41%.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.6002 seconds (0.1#10.140)