Begini Sikap MUI Jabar Soal Reuni 212

Rabu, 28 November 2018 - 12:49 WIB
Begini Sikap MUI Jabar Soal Reuni 212
Ketua MUI Jabar Rachmat Syafei. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat menilai, kegiatan Reuni 212 bukan lagi kegiatan keagamaan, namun sudah melenceng ke arah politik.

Ketua MUI Jabar Rachmat Syafe'i menyatakan, kegiatan yang rencananya digelar di Monas, Jakarta, Minggu 2 Desember 2018 itu sudah kehilangan esensinya. Karena itu, pihaknya mengimbau warga Jabar tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut.

"Dari hasil pengamatan kami, kegiatan reuni 212 itu sudah tidak murni lagi sebagai kegiatan keagamaan. Kegiatan sudah melenceng ke arah politik," tegas Rachmat di Kantor MUI Jabar, Jalan LRE Martadinata, Kota Bandung, Rabu (28/11/2018).

Menurut dia, kegiatan 212 yang muncul dari peristiwa penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta yang disusul pendapat dan sikap keagamaan dari MUI itu sudah selesai. Sebab, Ahok sudah dinyatakan bersalah, bahkan kini masih menjalani hukuman pidana.

"Banyak masyarakat yang datang ke MUI Jabar menanyakan esensi 212. Karena masalah yang memicu munculnya gerakan 212 sudah selesai, yaitu kasus Pak Ahok, jadi tidak ada esensi sekarang harus melaksanakan reuni. Sekarang masalahnya apa? Kan sudah selesai," bebernya.
Begini Sikap MUI Jabar Soal Reuni 212

Pihaknya juga mengimbau masyarakat Jabar tidak terprovokasi dengan kegiatan yang tidak jelas asal usulnya. Masyarakat, kata Rachmat, lebih baik melakukan kegiatan yang bermanfaat, seperti menggelar pengajian di masjid-masjid, istigasah, atau zikir bersama untuk keselamatan bangsa Indonesia.

"Ini semua kan demi NKRI. Di samping usaha, doa juga tetap harus dilakukan. Minta agar bangsa ini diselamatkan dan dijauhkan dari sifat kegaduhan, kerusuhan, dan lain sebagainya," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Rachmat pun meminta masyarakat tidak membungkus kegiatan politik dengan isu-isu keagamaan. "Kegiatan politik silakan saja berjalan, tapi jangan sampai menggunakan embel-embel agama," tandasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1435 seconds (0.1#10.140)