Dedi Mulyadi Anggap Prabowo-Sandi Jalankan Politik Standar Ganda

Selasa, 27 November 2018 - 10:43 WIB
Dedi Mulyadi Anggap Prabowo-Sandi Jalankan Politik Standar Ganda
Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebut capres-cawapres Prabowo-Sandi sedang berpolitik standar ganda. Foto/Istimewa
A A A
PURWAKARTA - Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebut capres-cawapres Prabowo-Sandi sedang berpolitik standar ganda. Pernyataan Prabowo lah terkait isu pemindahan Kedutaan Besar Australia untuk Israel yang memunculkan tudingan itu.

Negeri Kanguru itu akan menjadikan Yerusalem sebagai domisili bagi kantor kedutaannya. Saat ini, kantor tersebut berada di Tel Aviv, Ibu Kota Israel sebelum negara hunian mayoritas Yahudi itu memindahkannya ke Yerusalem.

Sebelumnya capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyatakan, dirinya menghormati kebijakan luar negeri Australia soal pemindahan kantor kedutaan ke Jerusalem. Pernyataan itu dia sampaikan di sela pidato dalam Acara Indonesia Economic Forum 2018, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (21/11/2018).

Sikap permisif Prabowo terhadap kebijakan luar negeri Australia tersebut menurut Dedi, merupakan bentuk inkonsistensi pengolahan isu. Selama ini, Prabowo-Sandi dan timnya dikenal gemar meramu isu keumatan dan keislaman. Sehingga, pasangan capres-cawapres itu terkesan pro-Islam. Kemasan isu ini dia nilai berbanding terbalik dengan pernyataan putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo itu.

"Saya melihat memang ada standar ganda dalam politik. Begini, beliau belajar dari kekalahan Pilpres 2014. Berdasarkan pikiran timnya, kekalahan ini karena minimnya dukungan luar negeri. Saya kira, beliau ke dalam negeri terlihat pro-Islam. Sementara, ke luar negeri terlihat pro-Barat," kata Dedi dalam rilisnya.

Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat tersebut juga melihat, pernyataan Prabowo itu merupakan bentuk gerilya politik untuk meraih dukungan Barat. Dia menelaah, bukan kali saja Ketua Dewan Pembina DPP Gerindra itu terlihat pro Barat. Isu divestasi saham PT Freeport juga dimanfaatkan Prabowo untuk hal yang sama.

"Saat ada ikhtiar pemerintah melakukan divestasi PT Freeport juga kan Pak Prabowo sangat berpihak pada Freeport. Isu bahwa Jokowi ini dekat dengan Tiongkok juga dimanfaatkan Prabowo. Seolah beliau ingin mengatakan, bahwa nanti jika terpilih, keberpihakan politik luar negeri kita akan digeser ke Barat," katanya.

Terlepas dari itu, menurut Dedi, seluruh rangkaian isu yang dibangun bukanlah hal baru. Mantan Bupati Purwakarta dua periode itu bahkan memandang hal tersebut sah adanya. Namun, publik tetap harus disajikan isu yang mengandung konsistensi dalam seluruh aspeknya.

"Tidak ada hal baru dan luar biasa. Ya, sama saja. Bedanya, hanya pada kemasan. Seharusnya, pendukung Pak Prabowo-Sandi yang katanya berasal dari basis Islam itu merasa aneh," ujarnya.

Dedi sempat membayangkan andai Jokowi yang melontarkan pernyataan yang disampaikan Prabowo. Dia meramalkan akan terjadi demo berjilid-jilid akibat pernyataan tersebut.

"Kalau Pak Jokowi yang bilang, itu pasti ramai. Tetapi karena ini Pak Prabowo, pasti respons yang muncul, ya kita nanti tanyakan langsung, ya kita nanti tabayun. Gitu aja sih," ucapnya. (Baca Juga: Prabowo-Sandi Tegas Mendukung Kemerdekaan Palestina(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6888 seconds (0.1#10.140)