Soal Isu Perpecahan, Bikers Brotherhood 1% MC Ambil Sikap Tegas

Kamis, 22 November 2018 - 17:37 WIB
Soal Isu Perpecahan, Bikers Brotherhood 1% MC Ambil Sikap Tegas
El Presidente BB1%MC Pegi Diar dan jajaran pengurus memperlihatkan bukti legalitas hukum BB1%MC Indonesia. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Bikers Brotherhood 1% Motorcycle Club (BB1%MC) Indonesia menegaskan eksistensinya sebagai klub pecinta motor tertua dan ternama di Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Berdiri sejak 30 tahun silam, BB1%MC telah memberikan kontribusi besar dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, termasuk di dalamnya beragam kegiatan sosial. Tak ayal, masyarakat, pemerintah daerah, hingga pusat sekalipun telah mengakui eksistensi BB1%MC.

Terbukti, berbagai program kegiatan BB1%MC Indonesia telah dirasakan masyarakat luas, di antaranya dikemas dalam program 100 Tahun Bakti untuk Negeri. Bukti pengakuan eksistensi lainnya, yakni Gubernur Jabar Ridwan Kamil menjadi anggota kehormatan BB1%MC. Bahkan, BB1%MC berperan mewujudkan deklarasi Bandung Kondusif dan Jabar Kondusif yang dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lama ini.

Namun, di usianya yang sudah terbilang matang dan memiliki segudang pengalaman ini, BB1% MC mengalami ujian yang cukup menguras energi, yakni isu perpecahan yang dipicu sikap sebagian pendirinya yang kini telah menjadi konsumsi publik, termasuk di media sosial.

Bahkan, isu perpecahan tersebut semakin meruncing hingga berujung pelaporan El Presidente BB1%MC periode 2016-2020 Pegi Diar ke pihak kepolisian.

Sebelum isu perpecahan ini mengemuka, BB1%MC sebenarnya telah melakukan beragam upaya mediasi atas nama persaudaraan yang selalu dijunjung tinggi seluruh anggota BB1%MC. Namun, beragam upaya tersebut akhirnya menemui jalan buntu.

"Persoalan ini sudah berada jauh di wilayah hukum. El (El Presidente BB1%MC Pegi Diar) sudah terlapor, bahkan (bersatus) tersangka. Kita menyadari, sudah seharusnya publik tahu seperti apa yang (terjadi) sebenarnya," kata mantan El Presidente dan pendiri BB1%MC Budi "Dalton" Setiawan dalam konferensi pers di Sekretariat BB1%MC, Jalan Veteran, Kota Bandung, Rabu (21/11/2018) malam.

Soal Isu Perpecahan, Bikers Brotherhood 1% MC Ambil Sikap Tegas


Budi mengemukakan, pelaporan El Presidente BB1%MC Pegi Diar kepada pihak kepolisian menjadi titik balik dalam penyelesaian persoalan ini. Pelaporan tersebut, juga menandakan bahwa nilai-nilai persaudaraan yang selama ini dijunjung tinggi diabaikan para pelapor yang notabene justru pendiri BB1%MC.

Budi menyatakan, sikap yang ditunjukkan para pelapor membuat pihaknya terpaksa mengambil sikap tegas dan memilih menyelesaikannya lewat jalur hukum serta menyatakan upaya mediasi telah selesai.

BB1%MC, tutur Budi, merupakan organisasi yang berdiri sendiri dengan anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) organisasi jelas. "Kalau pertanyaannya gabung kembali? Sekarang saja sudah berbeda karena mereka punya agenda sendiri, bahkan el presidente sendiri," ujar dia.

"Kepada masyarakat, kami juga memohon maaf atas ketidaknyamanan ini dan berharap masyarakat menilai persoalan ini dengan cerdas," tandas Budi.

Pengurus BB1%MC Indonesia Fredy Larocka mengungkapkan, awal mula permasalahan mengemuka dalam pemilihan El Presidente BB1%MC periode 2016-2020 lewat musyawarah adat pada 18 Desember 2016.

Pihak Steering Commitee yang diketuai salah seorang pendiri BB1%MC Benny Gumilar memaksakan salah satu calon masuk bursa pencalonan, meski tidak memenuhi syarat.

"Beberapa gelintir orang menginginkan ada satu calon el presidente yang mereka pilih sendiri, padahal belum memenuhi syarat. Karena, kami punya aturan bahwa calon el presidente minimal berbakti 15 tahun (life member). Dalam perjalanan, orang tersebut tidak terpilih dan yang terpilih El Pegi Diar," ungkap Fredy.

Meski Pegi Diar akhirnya terpilih sebagai El Presidente BB1%MC, nyatanya permasalahan kembali menggelinding yang dipicu oleh kemunculan Akta Badan Hukum Perkumpulan Nomor 05 tanggal 13 Oktober 2015 yang dibuat oleh para pendiri yang tergabung dalam Dewan Adat BB1%MC.

Akta yang diklaim sebagai akta pembentukan yayasan yang akan bergerak di bidang sosial itu ditolak sebagian besar anggota BB1%MC karena dibuat secara sepihak oleh 33 orang yang tergabung dalam Dewan Adat BB1%MC dengan menghilangkan sejarah bertambahnya anggota dan kedaulatan BB1%MC.

Padahal, terang Fredy, BB1%MC telah memiliki aturan main yang termaktub dalam blackbook. Blackbook tersebut berisi aturan adat yang menjadi anggaran dasar dalam berorganisasi. Salah satunya, kedaulatan BB1%MC berada di tangan musyawarah adat yang diikuti seluruh anggota.

"Pada 2015, para pendiri kita membuat sebuah akta yang secara fundamental keluar dari blackbook yang tidak diketahui seluruh anggota, termasuk pengurus yang saat itu menjabat karena di dalam akta hanya disebutkan 33 orang pendiri. Itu yang membuat geram anggota dan pengurus," ungkap Fredy.

Akta Badan Hukum Perkumpulan Nomor 05 tanggal 13 Oktober 2015, tutur dia, kemudian dijadikan alat untuk menekan kepengurusan BB1%MC di bawah komando El Presidente Pegi Diar.

Akhirnya, pada 7 Maret 2018, dewan adat mengeluarkan keputusan membubarkan kepengurusan El Presidente Pegi Diar dan jajarannya dengan berlandaskan pada Akta Badan Hukum Perkumpulan Nomor 05 tanggal 13 Oktober 2015 tersebut.

"Pertikaian ini terus berlanjut hingga El Presidente Pegi Diar Dilaporkan kepada pihak kepolisian dengan sangkaan penggelapan pengalihan merek organisasi yang notabene sudah terdaftar sejak 26 Januari 2015 atau jauh hari sebelum akta nomor 05 tanggal 13 Oktober 2015 itu terbit," tutur dia.

Fredy mengemukakan, demi mempertahankan keutuhan BB1%MC, pihaknya akhirnya membuat badan hukum perkumpulan beserta pengesahan kepengurusan BB1%MC periode 2016-2020 yang tertuang dalam Akta Nomor 41 Tanggal 30 April 2018 yang telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-0005923.AH.01.07.Tahun 2018."Kami juga melakukan pelaporan balik, baik pidana maupun perdata terhadap kesahan perkumpulan yang dibuat dewan adat," ujar Fredy.

Sementara itu, El Presidente BB1%MC Pegi Diar menyatakan, meski permasalahan yang kini tengah dihadapi BB1%MC telah masuk jalur hukum, namun dia menginstruksikan seluruh anggota BB1%MC tetap menjalankan aktivitasnya. "Bahkan, munculnya permasalahan ini membuat hubungan kekeluargaan kami semakin solid," kata Pegi.

Pegi mengungkapkan, selama ini, pihaknya memang tidak mengambil sikap reaktif terhadap tindakan yang dilakukan dewan adat dan lebih memilih berkarya dan berbuat untuk masyarakat. Meski begitu, pihaknya perlu memberikan klarifikasi agar informasi yang diterima masyarakat tidak simpang siur.

"Dengan adanya persoalan ini, kami juga tidak pernah merencanakan, apalagi menginstruksikan melakukan sesuatu yang bisa membuat masyarakat resah. Kita jaga kondusivitas karena kita selalu memegang teguh nilai-nilai persaudaraan," tandas Pegi.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.9009 seconds (0.1#10.140)