Parikesit.ERV, Mobil Listrik Karya Sekolah Pinggiran di Majalengka

Senin, 19 November 2018 - 14:28 WIB
Parikesit.ERV, Mobil Listrik Karya Sekolah Pinggiran di Majalengka
Siswa dan guru SMKN 1 Lemahsugih membersihkan Parikesit. ERV, mobil listrik produk mereka. Foto/SINDOnews/Inin Nastain
A A A
MAJALENGKA - Prestasi tidak melulu menjadi milik sekolah yang ada di kota atau pusat kota. Bagi sekolah yang jauh dari perkotaan pun, jika memiliki semangat yang tinggi, mereka bisa menyejajarkan diri atau bahkan mengungguli prestasi dari sekolah-sekolah di perkotaan.

Hal itu dibuktikan oleh SMKN 1 Lemahsugih, Kabupaten Majalengka. Terletak di pinggiran Kabupaten Majalengka, dengan jarak tempuh dari Majalengka Kota sekitar dua jam (menggunakan sepeda motor), mereka sukses menorehkan prestasi, setelah mampu menciptakan sebuah mobil listrik.

Parikesit. ERV, demikian nama untuk mobil listrik karya para siswa jurusan otomotif Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMKN 1 Lemahsugih, dengan pendampingan dari para guru mereka.

"Biasanya kan kita akan dilirik ketika berprestasi, ada karya yang bisa dilihat. Nah, inilah yang kami lakukan di sini, di daerah perbatasan, jauh dari kota, tapi kami bisa menghasilkan karya mobil listrik," kata Kepsek SMKN 1 Majalengka Ahdin, saat berbincang dengan SINDOnews di SMKN 1 Lemahsugih, Jalan Raya Padarek, Kecamatan Lemahsugih, Senin (19/11/2018).

Prestasi yang ditorehkan oleh para siswa di sekolah itu, tidak hanya dalam bentuk mobil yang sudah jadi. Dalam perjalanannya, untuk kebutuhan membuat mobil yang mirip dengan Karimun itu, sebagian besar mereka rancang sendiri, tidak beli dari toko otomotif.

"Mesin dan komponen untuk membuat mobil ini, sebagian besar dirancang sendiri. Dalam perjalanannya, anak-anak hanya didampingi oleh guru mereka, tidak ada pendampingan tim ahli dari luar," jelas dia.

Terkait mobil listrik sebagai pilihan, Ahdin menjelaskan hal itu atas pertimbangan fakta di lapangan bahwa hingga saat ini belum ada SMK yang mampu membuat karya jenis itu.

"Kenapa mobil listrik? Dari mobil listrik ini ada sesuatu yang bermakna. Sekolah ini kan dibiayai APBD, maka harus dimanfaatkan untuk menoreh prestasi," tegas dia.
Parikesit.ERV, Mobil Listrik Karya Sekolah Pinggiran di Majalengka

Terkait pemilihan Parikesit sebagai nama, dia menegaskan hal itu tidak terlepas dari kondisi sekolah mereka yang memang jauh dari pusat kota. "Parikseit kan toloh ksatria dari keturunam Pandawalima, Arjuna. Dia hidup di daerah pinggiran. Harapannya, Parikesit ini pun jadi ksatria. Kami ambil filosofinya. Kami SMKN 1 Lemahsugih juga letaknya di pinggiran Kabupaten Majalengka," papar dia.

Secara resmi, Parikesit telah di-launching pada 27 Oktober 2018. Dalam perjalanannya, kehadiran Parikesit produk siswa SMKN 1 Lemahsugih itu sukses menyedot perhatian dari banyak kalangan. Hal itu terlihat saat Parikesit dibawa ke acara pameran di Garut, belum lama ini.

"Wakru expo, apresiasi dari pengunjung cukup bagus. Tidak kurang dari 1.200 pengunjung yang melihat karya kami. Namun kami kalah, masuk lima besar pun tidak. Padahal salah satu kriterianya, dilihat dari jumlah pengunjung. Secara keseluruhan, banyak apresiasi dari pengunjung," ungkap Ahdin.

Namun sayang, apresiasi dari masyarakat itu bertolak belakang dengan respons pemerintah yang dinilai dingin. Bahkan, saat lauching pun tidak ada perwakilan pemerintah yang datang menghadiri acara peluncuran karya anak bangsa itu. Begitu juga dengan Disdik Provinsi Jabar, yang membawahkan langsung sekolah tingkat SLTA.

"Belum ada respons dari pemerintah. Saat launching, kami undang, tapi tidak datang. Yang datang hanya dari pihak kecamatan (Lemahsugih)" jelas dia.

"Makanya ke depan, mau dibagaimanakan mobil ini, kami tidak menaruh harapan kepada pemerintah. Kalau kerja sama dengan pihak kampus, kami masih percaya. Mungkin nantinya akan ada pengembangan," kata dia.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8231 seconds (0.1#10.140)