Angka Kecelakaan Tinggi, Kota Bandung Kampanyekan Stop Ngebut

Minggu, 18 November 2018 - 15:47 WIB
Angka Kecelakaan Tinggi, Kota Bandung Kampanyekan Stop Ngebut
Launching stopngebut.com dilaksanakan bersamaan dengan peringatan Hari Korban Tabrakan Lalu Lintas Sedunia di Car Free Day (CFD) Dago, Jalan Ir Djuanda, Kota Bandung, Minggu (18/11/2018). Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Angka kecelakaan kendaraan bermotor di Kota Bandung masih cukup tinggi. Untuk menekan korban bertambah, Bandung meluncurkan situs stopngebut.com, sebagai kampanye mengurangi angka kecelakaan di jalanan.

Launching stopngebut.com dilakukan berbarengan dengan peringatan Hari Korban Tabrakan Lalu Lintas Sedunia di Car Free Day (CFD) Dago, Jalan Ir Djuanda, Kota Bandung, Minggu (18/11/2018). Pada acara tersebut, hadir puluhan warga korban kecelakaan jalanan di Jawa Barat.

Acara World Day of Remembrance for Road Traffic Victims digelar Pemerintah Kota Bandung, bersama dengan Bloomberg Philanthropies Initiative for Global Road Safety (BIGRS). Peringatan Hari Korban Tabrakan Lalu Lintas Sedunia diperingati setiap hari Minggu pada minggu ketiga bulan November setiap tahunnya di seluruh dunia.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan, acara ini digelar agar masyarakat tau atas hak dan kewajibannya di jalanan. Sehingga bila masyarakat paham akan posisinya diharapkan tidak ada lagi kecelakaan di jalanan.

“Kami pemerintah juga melakukan berbagai upaya untuk menekan angka kecelakaan. Mulai dari melakukan sosialisasi, perbaikan infrastruktur seperti rambu-rambu, serta penegakan aturan. Terutama bagi pengemudi roda dua, karena 70% kecelakaan adalah sepeda motor,” kata Ahyani.

Dia mengemukakan, menurut buku Bandung Road Safety Annual Report 2017, jumlah tabrakan di jalan raya Kota Bandung pada 2017 sebanyak 501 kasus. 127 orang di antaranya meninggal dan 38 Iainnya luka berat. Lebih dari setengah kasusnya (57%) melibatkan pengguna sepeda motor.

Tingkat kematian tertinggi akibat kecelakaan berada pada rentang usia 15-24 tahun. Menurut Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK), kerugian materil akibat tabrakan di jalan raya diperkirakan mencapai 2,9-3,1% dari total produk domestik bruto (PDB) di Indonesia.

Hal tersebut menjadikan tabrakan Ialu Iintas sebagai salah satu isu yang patut mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat luas. Salah seorang korban kecelakaan jalanan, Wika mengaku, dia pernah mengalami kecelakaan mobil di Tol Pasirkoja.

“Jadi waktu itu ada mobil dari arah berlawanan menabrak pembatas dan terguling ke mobil saya. Karena kecelakaan itu, supir Gocar dan ibu saya meninggal. Waktu itu kami kena mobil yang menabrak pembatas dan menimpa mobil kami,” jelas dia.

Kasubnit Laka Polrestabes Bandung Angga Handiman mengatakan, beberapa penyebab terjadinya kecelakaan adalah faktor pengemudi, kendaraan, kondisi jalan, dan cuaca.

“Tapi di Bandung mayoritas karena manusianya. Bisa ngantuk dan kecapean. Ada beberapa hal untuk meminimalisasi kecelakaan, misalnya memastikan kendaraan layak dan dicek secara rutin. Seperti rem dan lainnya. Kemudian lengkapi surat-surat kendaraan seperti SIM,” tandas Angga.

Angka Kecelakaan Tinggi, Kota Bandung Kampanyekan Stop Ngebut
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4592 seconds (0.1#10.140)