Tekan Kenaikan Harga, TPID Jabar Rutin Gelar Operasi Pasar

Jum'at, 16 November 2018 - 13:52 WIB
Tekan Kenaikan Harga, TPID Jabar Rutin Gelar Operasi Pasar
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Barat bakal rutin menggelar operasi pasar melalui bazar murah untuk menekan kenaikan harga. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Barat bakal rutin menggelar operasi pasar melalui bazar murah untuk menekan kenaikan harga. Bazar murah bakal digelar di sejumlah daerah di Jabar hingga pertengahan Desember 2018.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Barat Doni P. Joewono mengatakan, dalam rangka mengendalikan tingkat inflasi di pengujung tahun 2018, BI bekerja sama dengan TPID kabupaten/kota akan menyelenggarakan bazar. Kegiatan pengendalian inflasi ini untuk mengendalikan tingkat harga volatile food yang memiliki andil cukup besar dalam inflasi tahunan.

"Penyelenggaraan bazar murah dilakukan di empat kota, yaitu Bandung, Bogor, Depok, dan Bekasi. Untuk bazar ini, kami bekerja sama dengan Pemkot dan distribution center seperti Bulog, distributor telur di masing-masing kota dan lainnya," kata Doni, Jumat (16/11/2018).

Bazar murah akan digelar secara berkala. Tanggal 15-16 November 2018 digelar di Bandung, Bekasi, Bogor, dan Depok. Kemudian 19 November 2018 di Bandung dan Depok, 26-27 November 2018 di Bandung, Bekasi, Bogor, dan Depok, 17-18 Desember 2018 di Bandung, Bekasi, Bogor, dan Depok.

Komoditas yang ditawarkan pada saat bazar murah merupakan komoditas penyumbang inflasi, seperti telur ayam ras, daging ayam ras, daging sapi, bawang merah, cabai rawit, cabai merah, beras premium, serta komoditas hortikultura, khususnya jeruk, wortel, dan bayam.

Lebih lanjut dia menjelaskan, berdasarkan hasil assessment yang dilaporkan dalam Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah KPw BI Provinsi Jawa Barat pada Oktober 2018, inflasi Jawa Barat sampai dengan Oktober 2018 mencapai 2,69% (year to date/ytd).

Sementara, sasaran inflasi nasional 2018 adalah 3,5±1%, maka ruang kebijakan inflasi Jawa Barat sampai dengan akhir tahun hanya sebesar 0,81%. Berdasarkan data historis 2015-2017, akumulasi inflasi Jawa Barat November-Desember mencapai maksimal 1%.

"Dari sisi penawaran barang, bahwa memasuki bulan November, terdapat beberapa komoditas yang patut diwaspadai pergerakan harganya. Utamanya komoditas pangan yang masuk dalam volatile food seperti cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan beras," jelas dia.

Sementara, mulai masuknya musim penghujan juga ditengarai dapat memengaruhi hasil panen dari beberapa komoditas hortikultura, seperti jeruk, bayam, dan wortel. Komoditas hortikultura tersebut memiliki andil yang cukup besar pada inflasi Jawa Barat Oktober 2018.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.2156 seconds (0.1#10.140)