Ridwan Kamil Luncurkan Program Layad Rawat di Cirebon

Rabu, 14 November 2018 - 18:11 WIB
Ridwan Kamil Luncurkan Program Layad Rawat di Cirebon
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meluncurkan program Layad Rawat dan meresmikan Gedung Public Safety Center (PSC) 119 di Kota Cirebon, Rabu (14/11/2018). Foto: Istimewa
A A A
CIREBON - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meluncurkan program Layad Rawat dan meresmikan Gedung Public Safety Center (PSC) 119 di Kota Cirebon, Rabu (14/11/2018).

Gubernur yang akrab disapa Emil itu mengatakan, melalui program di bidang pelayanan kesehatan tersebut, Pemprov Jabar berharap, berbagai permasalahan kesehatan yang kerap dihadapi masyarakat Jabar bisa terselesaikan.

"Jawa Barat memulai program kesehatan yang istimewa, yaitu program Layad Rawat dimulai dari Kota Cirebon. Insya Allah Cirebon jadi kota dengan pelayanan kesehatan terbaik, semua lini permasalahan mudah-mudahan bisa terselesaikan," kata Emil di Gedung PSC 119, Jalan Kesambi, Kota Cirebon, Rabu (14/11/2018).

"Bagi yang mampu, ada rumah sakit, sudah memadai. Bagi yang kurang mampu, ada rumah sakit tipe tertentu, ada juga puskesmas yang bisa rawat inap. Mulai sekarang, warga yang berkesusahan, tidak punya kemampuan secara fisik untuk bergerak ke rumah sakit, cukup telepon 119, dokternya yang datang ke rumah warga membawa obat, gratis," ujar Emil.

Public Safety Center 119 sendiri merupakan layanan cepat tanggap darurat kesehatan dan keselamatan. Layanan ini mulai dibentuk sejak 2016 bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan. Di Jabar, sudah terbentuk layanan Public Safety Center 119 di Kota Bandung, Kota Tasikmalaya, Kota Bogor, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Karawang.

"Program Layad Rawat bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan jemput bola dengan cara mendatangi rumah warga yang sakit dan kesulitan untuk biaya maupun transportasi," tutur Emil.

Emil mengungkapkan, program terobosan itu menjadi sistem kegawatdaruratan medik dengan respons gawat darutat yang guyub. Artinya, melibatkan semua elemen melalui pendekatan keluarga.

Emil berharap, hadirnya PSC 119 dan Layar Rawat dapat mempercepat penanganan dan pertolongan pada masyarakat yang membutuhkan. Sebab, kata Emil, di era pemerintahan yang dinamis, sudah seharusnya negara mendatangi masyarakat, bukan masyarakat yang mendatangi negara, terutama untuk masalah-masalah darurat.

"Ini zamannya birokrasi dinamis atau dynamic governance, semua harus bergerak dinamis. Inilah manajemen negara yang datang ke warga, bukan warga yang selalu mendatangi negara," tutur Emil.

Lewat program ini, lanjut Emil, negara dapat hadir di tengah-tengah masyarakat terkait pelayanan medis dengan respons cepat dan gratis. Selain itu, masyarakat tak perlu lagi memikirkan biaya ambulans dengan peralatan yang lengkap. "Ini adalah awal dari pengembangan yang akan dibawa ke seluruh Jawa Barat selama lima tahun ke depan," ungkap dia.

Terkait anggaran pelaksanaan program, Emil menyatakan, bahwa biaya akan dihitung setiap tahunnya dan disesuaikan dengan wilayah yang siap melaksanakan program tersebut, baik kesiapan dokter maupun tenaga medisnya. Sementara tahun depan, Pemprov Jabar telah menyiapkan dana APBD sekitar Rp200 miliar untuk melengkapi program home medicare ini.

"Program ini akan membuat antrean di rumah sakit berkurang, biaya BPJS berkurang. Dengan program yang proaktif ini, mudah-mudahan indeks kesehatan warga akan jauh lebih meningkat dan warganya lebih bahagia karena negara hadir secara responsif. Ini program yang ngabret dari Gubernur di 100 hari kerja," tandas Emil.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinas) Jabar Dodo Suhendar mengatakan, konsep Layad Rawat merupakan salah satu model respons cepat di bidang kesehatan yang diterapkan di Provinsi Jabar.

"Kota Cirebon kota pertama yang dikunjungi Pak Gubernur. Ini jadi satu jawaban terhadap kebutuhan kesehatan kedaruratan atau memberi layanan secara jemput bola bagi mereka yang punya kendala biaya dan transportasi," kata Dodo.

"Kami bisa memberi pelayanan baik kepada masyarakat yang cepat dan kepastian terkait rujukan serta kepastian tempat rawat inap di rumah sakit," tutur dia.

Menurut Dodo, konsep program Layad Rawat bukan hanya upaya kuratif, melainkan juga prefentif dan promotif. Sehingga, melalui program ini, pihaknya juga akan menyosialisasikan upaya pencegahan penyakit kepada masyarakat.

Dodo menambahkan, pada 2019 nanti, program serupa rencananya akan diterapkan di enam kabupaten/kota lainnya, yakni Kota Depok, Kabupaten Bekasi , Kota Tasikmalaya, Kota Bogor, dan Kabupaten Sumedang.

"Anggaran untuk program ini di tahun depan sekitar Rp210 miliaran. Dinkes Jabar memberikan bantuan ambulans, sepeda motor, dan alat-alat kesehatan," ujar Dodo.

Sementara itu, Pj Wali kota Cirebon Dedi Taufik menambahkan, pihaknya akan bekerja sama dengan bupati/wali kota se-Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning), agar layanan Layad Rawat dengan PSC 119 Cirebon bisa menjangkau wilayah tersebut dalam memberi bantuan pelayanan gawat darurat. "Kami ingin juga menjangkau dan membantu," tandas Dedi.

Kepala Dinkes Kota Cirebon Edy Sugiarto menambahkan, pihaknya secara spesifik telah melatih 1300-an masyarakat untuk bekerja pada layanan ini. "Mereka yang firts time mendatangi TKP di menit pertama, 10-15 menit harus sampai," pungkas Edy.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8678 seconds (0.1#10.140)