Pemprov Jabar dan BNI Syariah Sepakati Kerja Sama Program Mesra

Selasa, 13 November 2018 - 15:50 WIB
Pemprov Jabar dan BNI Syariah Sepakati Kerja Sama Program Mesra
Dirut BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo memberikan sambutan pada penandatangan sekaligus grand launching relokasi BNI Syariah Kantor Wilayah dan Cabang Bandung di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (13/11/1018). Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dan BNI Syariah menyepakati kerja sama program Pembiayaan Masjid Sejahtera (Mesra). Program tersebut akan membidik jamaah masjid yang membutuhkan modal usaha.

Penandatangan nota kesepahaman antara Pemprov Jabar dengan BNI Syariah dilakukan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo. Penandatangan sekaligus grand launching relokasi BNI Syariah Kantor Wilayah dan Cabang Bandung di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (13/11/1018).

Selain program Mesra, juga disepakati dukungan terhadap program One Village One Hafidz dan program Rumah Sehat. Mesra merupakan program pembiayaan kepada masyarakat tidak mampu melalui pemberdayaan dan manajemen masjid dengan skema pinjaman.

Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan, BNI Syariah bersama Pemprov Jawa Barat berkomitmen bersinergi mencetak entrepreneur muda sehingga menciptakan ekosistem pengembangan kemandirian umat. Kerja sama ini wujud komitmen BNI Syariah mengembangkan ekonomi umat.

"Kami berharap ini memberi kontribusi positif bagi pemerintah daerah sejalan dengan komitmen kami sebagai hasanah banking partner. Apalagi, kehadiran BNI Syariah sejak tahun 2001 mendapat sambutan yang baik dari warga Bandung dan sekitarnya terbukti dengan kinerja BNI Syariah Cabang Bandung yang terus meningkat. Pembiayaan kami sudah sampai Rp6 triliun," beber dia.

Kehadiran BNI Syariah, kata dia, diharapkan meningkatkan literasi masyarakat terhadap perbankan syariah. Karena, saat ini market share perbankan syariah di Indonesia baru 5,7%. Jumlah itu masih sedikit, melihat jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar.

"Kenapa masih rendah, karena memang indeks literasi di Indonesia masih 8%. Kedua, inklusi di bawah 10%. Masuknya kami ke Jabar melihat potensi yang masih cukup besar. 30% pesantren ada di Jabar. Belum lagi jumlah penduduk muslim yang sangat besar di kota ini."

Dia menjelaskan, terkait program One Village One Hafidz, pihaknya bekerja sama dengan Yayasan Daarut Tauhiid (DT). Selain pengembangan ekonomi umat, bentuk sinergi Iainnya di bidang kesehatan bekerja sama dengan Dompet Dhuafa, yaitu program Rumah Sehat berupa pembangunan Rumah Sakit Dhuafa bagi masyarakat tidak mampu dengan pola kemitraan melalui fundraising di program Wakaf Hasanah.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6877 seconds (0.1#10.140)