Banjir Lumpur Genangi Jalan, Arus Kendaraan di Cipatat Terhambat

Senin, 12 November 2018 - 22:48 WIB
Banjir Lumpur Genangi Jalan, Arus Kendaraan di Cipatat Terhambat
Banjir lumpur menggenangi jalan penghubung Bandung-Cianjur di Kampung Margaluyu Mekar Kecamatan Cipatat, KBB, mengakibatkan kemacetan dari siang hingga sore hari, Senin (12/11/2018). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Air bercampur lumpur menggenangi sebagian badan jalan di jalur Cipatat-Citatah, Kabupaten Bandung Barat, Senin (12/11/2018).

Akibatnya, kemacetan parah terjadi di ruas jalan ini karena pengendara harus berhati-hati saat melintas. Bahkan beberapa pengendara motor sempat tergelincir jatuh akibat jalan licin.

Informasi yang diterima SINDOnews dari anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB Heri, air bercampur lumpur tersebut menggenangi jalan yang menghubungkan Bandung-Cianjur, tepatnya Kampung Margaluyu Mekar RT 3/17, Desa/Kecamatan Cipatat.

Longsor terjadi akibat hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut. "Longsor itu akibat hujan deras dan terjadi di galian pembangunan pesantren yang tak ditunjang oleh saluran air," kata Heri.

Akibatnya, ujar Heri, air dan material lumpur mengalir dan memenuhi jalan di bawahnya. Bahkan, genangan lumpur juga memenuhi sisi-sisi jalan yang menjadi tempat warung oleh-oleh yang berada di sepanjang jalan.

Upaya penanggulangan langsung dilakukan agar lumpur tidak menggenangi di badan jalan. Tampak pula petugas dari BPBD, kepolisian, TNI, aparatur desa, yang dibantu oleh warga masyarakat sekitar membersihkan material lumpur tersebut.

"Selain membersihkan lumpur di jalan, kami juga membuat tanggul dari karung berisi tanah dengan tujuan menghambat lumpur agar tak mengalir ke jalan," ujar dia.

Salah seorang warga sekitar Jejen menyatakan, intensitas hujan di wikayah itu cukup tinggi. Hampir setiap hari turun hujan dengan waktu cukup lama sehingga membuat drainase penuh air yang meluap. Sementara lumpur yang menggenang di jalan berasa dari tanah galian pembangunan pesantren yang posisinya di atas.

"Semestinya langsung dibuatkan saluran air saat menggali tanah, jadi ketika hujan seperti ini air bisa mengarah ke selokan tidak ke jalan. Kalau udah begini kasihan jadi merepotkan semua pihak, termasuk pemakai jalan yang terjebak macet," tutur Jejen.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3973 seconds (0.1#10.140)