Banyak Bencana, Stok Logistik BPBD KBB Menipis

Senin, 12 November 2018 - 16:54 WIB
Banyak Bencana, Stok Logistik BPBD KBB Menipis
Kepala Pelaksana BPBD KBB Duddy Prabowo (kanan) menunjukkan stok logistik dan kondisi gudang BPBD yang kosong. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Logistik berupa bahan makanan, sembako, dan perlengkapan lainnya bagi korban bencana alam yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat menipis. Kondisi itu diperparah dengan tidak adanya bantuan logistik dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selama tahun ini, padahal bencana di KBB terus meningkat.

"Kalau dulu gudang logistik ini penuh berbagai barang kebutuhan bagi korban bencana, karena sekali dapat bantuan kiriman dari BNPB bisa mencapai dua truk. Tapi sekarang kondisinya begini kosong dan stok sudah menipis," jelas Kepala Pelaksana BPBD KBB Duddy Prabowo didampingi Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Dicky Maulana di kantornya, Senin (12/11/2018).

Dirinya berharap logistik ini bisa mencukupi hingga akhir tahun nanti, mengingat di APBD perubahan ini tidak ada lagi alokasi tambahan logistik dari BNPB, BPBD Provinsi, atau APBD kabupaten. Tahun ini pihaknya hanya mendapatkan sekitar 60 paket bantuan rekreasi seperti bola sepak, pompa bola, catur, ular tangga, monopoli. Sementara, bantuan logistik makanan sama sekali tidak ada.

BPBD KBB masih mengandalkan stok logistik lama seperti makanan kemasan siap saji berupa opor, rendang, bubur kacang, sarden, mi instan, minyak goreng, dan cocktail buah-buahan.

Stok beras kondisinya juga sudah menipis, yakni kurang dari 500 kg. Ini disebabkan tahun ini tidak ada pengadaan tambahan untuk beras. Di sisi lain, ketika ada bencana dan warga harus mengungsi akibat rumah mereka hancur, mereka akan mendapatkan alokasi bantuan beras 5 kg/KK.

"Kami cukup ketar-ketir dengan kondisi ini, namun hal ini juga dialami oleh kabupaten/kota lain di Jawa Barat. Sebab bantuan dari pusat dikurangi akibat banyaknya bencana nasional seperti Lombok, Palu, dan Donggala yang butuh penanganan ekstra. Jadi bisa jadi alokasi kuota bantuan logistik lebih diprioritaskan ke daerah-daerah tersebut," tuturnya.

Berkurangnya stok logistik di BPBD KBB berbanding terbalik dengan kejadian bencana yang angkanya mengalami peningkatan. Selama dua minggu musim penghujan ini saja tercatat sudah ada total 22 kejadian bencana, terdiri dari 20 kejadian longsor dan dua kejadian pergerakan tanah yang tersebar di 10 kecamatan. Dari 20 kasus longsor, ada yang mengakibatkan rumah dan sekolah ambruk, seperti yang terjadi di SDN Tegallaja, Desa Sukatani, Ngamprah.

"Seiring daya dukung lingkungan yang mulai adanya pembukaan lahan, serta bisa juga karena pengaruh cuaca yang ekstrem, membuat tren kebencanaan sejak 2015 kecenderungannya naik," kata dia.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2214 seconds (0.1#10.140)