Jokowi: Akhir-akhir Ini Hoaks Mulai Tajam di Jabar

Sabtu, 10 November 2018 - 21:01 WIB
Jokowi: Akhir-akhir Ini Hoaks Mulai Tajam di Jabar
Capres petahana Jokowi memaparkan hoaks tentang dirinya yang belakangan bermunculan di Jabar di hadapan caleg parpol koalisi pengusung Jokowi-Maruf, Sabtu (10/11/2018). Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) memaparkan panjang lebar kabar bohong (hoaks) tentang dirinya yang belakangan makin santer bermunculan di Provinsi Jawa Barat.

Hal itu diungkapkan Jokowi di hadapan ribuan calon anggota legislatif (caleg) partai politik (parpol) koalisi pengusung Joko Widodo-Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma'ruf) se-Jabar di Hotel Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Sabtu (10/11/2018).

"Akhir-akhir ini hoaks mulai tajam di Jabar, harus diberikan counter-counter yang baik," ungkap Jokowi.

Jokowi memaparkan, berbagai hoaks tersebut di antaranya soal antek asing yang dialamatkan kepadanya. Padahal, kata Jokowi, pihaknya selama ini telah berupaya keras mengakuisisi sejumlah sumber kekayaan negara, seperti sumur minyak di Blok Mahakam dan di Blok Rokan hingga penambangan emas yang selama ini dikelola PT Freeport.

"Puluhan tahun Blok Mahakam dikuasai Perancis dan Jepang. Sejak 2016 sudah diserahkan ke Pertamina. Tahun ini, Blok Rokan yang dikelola Amerika, sekarang 100 persen dipegang Pertamina. Terakhir, Freeport yang sebelumnya kita hanya dapat (pembagian keuntungan) 9 persen, tahun ini sudah diberikan 51 persen. Insya Allah bulan ini akan rampung betul-betul 51 persen," papar Jokowi.

"Jadi pertanyaannya, antek asingnya di mana? Dipikir mudah dapat 51 persen (keuntungan Freeport) itu, dipikir enggak ditekan kiri, kanan, atas, bawah, ditekan. Itu sulit, bukan hal yang mudah," sambung Jokowi disambut riuh tepuk tangan.

Hoaks kedua, lanjut Jokowi, adalah berkaitan dengan isu banyaknya tenaga kerja asing (TKA) asal China di Indonesia. "Ini mulai rame, di Bekasi, Bogor mulai rame. Di Sukabumi, Cianjur juga. Mulai dipanas-panasi, sambil digoreng-goreng," ungkapnya.

Menurut Jokowi, kabar yang menyebutkan sekitar 10 juta TKA asal China masuk ke Indonesia tidak berdasar. Jokowi menegaskan, pihaknya pernah membuat kesepakatan dengan Presiden China terkait kunjungan wisatawan asal China. Dirinya meminta 10 juta wisatawan asal China berkunjung ke Indonesia.

"Itu yang dipelesetkan, padahal TKA di Indonesia hanya sekitar 80.000, 24.000 di antaranya adalah China. Padahal, tenaga kerja Indonesia (TKI) di China 80.000, Hong Kong 160.000. Artinya, mereka itu antek Indonesia, jangan dibalik-balik," kata Jokowi.

"Di Uni Emirat Arab, jumlah TKA-nya 80 persen, Arab Saudi 33 persen, Brunei Darussalam 32 persen, Singapura 24 persen, Malaysia 5 persen. Indonesia, hanya 0,03 persen. Terus antek asengnya di mana?" ujar Jokowi menyindir.

Hoaks lainnya, lanjut Jokowi, soal dirinya yang dituduh sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) yang juga mulai santer bermunculan di Jabar. Jokowi menegaskan, dirinya bukan anggota PKI. Terlebih, Jokowi mengaku baru berumur 4 tahun saat PKI dibubarkan 1965. Bahkan, dia meyakinkan, keluarga besarnya tidak pernah terlibat ke dalam organisasi terlarang itu.

"Saya enggak pernah jawab, diem aja. Tapi lama-lama, ya itu yang saya bilang politikus sontoloyo, ya seperti itu. Diam dianggapnya saya takut, enggak ada itu, saya enggak takut," ujarnya.

Terakhir, tambah Jokowi, dirinya juga dituding melakukan kriminalisasi terhadap ulama. Dia mengaku heran dengan tudingan tersebut. Sebab, selama ini, dirinya memiliki kedekatan dengan para ulama di Indonesia.

"Saya tiap hari dengan ulama, setiap minggu masuk pesantren. Bahkan, sekarang cawapresnya paling atas dari para ulama, ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia). Ini (isu kriminalisasi ulama) masih saja diangkat-angkat, baru seminggu ini ramai lagi," sebutnya.

Karena itu, Jokowi meminta bantuan seluruh caleg partai koalisi pengusung Jokowi-Ma'ruf memberikan penjelasan dan pemahaman kepada masyarakat untuk menangkal berbagai hoaks tersebut. "Tolong bisa dijelaskan secara sederhana, agar masyarakat cepat menerima," katanya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.5268 seconds (0.1#10.140)