BNNP Jabar Waspadai Kasus Mabuk Rebusan Pembalut

Kamis, 08 November 2018 - 20:27 WIB
BNNP Jabar Waspadai Kasus Mabuk Rebusan Pembalut
Kepala BNNP Jabar Brigjen Pol Sufyan Syarif. Foto/SINDOnews/Agus Warsudi
A A A
BANDUNG - Mencuatnya kasus anak-anak dan remaja mabuk rebusan pembalut wanita di Jawa Tengah membuat Badan Narkotika Nasional (BNN) Jawa Barat meningkatkan kewaspadaan.

Meski kasus serupa belum ditemukan di Jabar, BNNP Jabar meminta semua pihak turut mengantisipasinya, terutama aparat desa, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa. Masyarakat jangan diam jika melihat remaja berperilaku tak baik, seperti mabuk lem dan rebusan pembalut wanita.

Selain melakukan penindakan, aparat desa juga diajak untuk memberikan penyuluhan kepada generasi muda di lingkungan tentang bahaya narkoba dan zat-zat memabukkan lainnya.

Kepala BNNP Jabar Brigjen Pol Sufyan Syarif mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan data terkait kandungan di dalam pembalut tersebut. Saat ini, sampel pembalut yang dikonsumsi anak-anak dan remaja itu sedang diuji di laboratorium.

"Efek bagi orang yang meminum carian rebusan pembalut itu ya mabuk. Untuk kandungannya kami belum dapat data karena masih diteliti di laboratorium," kata Sufyan di Bandung, Kamis (8/11/2018).

Sufyan mengemukakan, kasus seperti ini terjadi di kawasan urban dan pinggiran. Terutama kawasan industri. Seperti di Bekasi dan Tangerang disinyalir ada sekelompok remaja yang meminum cairan rebusan pembalut itu. "Pelaku umumnya anak dan remaja jalanan," ujar dia.

Modus mabuk dengan bahan-bahan yang tak biasa seperti ini, tutur Sufyan, telah lama terjadi. Mabuk dengan mengonsumsi cairan rebusan pembalut hampir serupa dengan meminum salah satu merek obat batuk cair dalam dosis banyak. "Itu (meminum cairan rebusan pembalut) bisa terjadi karena murah dan mudah dijangkau," tutur Sufyan.

Diketahui, belum lama ini sejumlah anak di Jawa Tengah terindikasi berperilaku menyimpang karena gemar meminum rebusan pembalut. Para pelaku mengaku merasakan efek sebagaimana ketika mengonsumsi narkotika jenis sabu.

Kepala Bidang Pemberantasan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah AKBP Suprinarto mengatakan, sudah menemukan kasus tersebut di beberapa daerah.

Kebanyakan mereka adalah anak-anak muda yang mendiami wilayah pinggiran kota, seperti Purwodadi, Kudus, Pati, Rembang, dan Kota Semarang bagian timur.

Dia menyebut, anak-anak yang mulai kencanduan mengonsumsi air rebusan pembalut masih berusia antara 13-16 tahun. Keterbatasan ekonomi menjadi alasan utama bagi anak-anak tersebut karena tak mampu membeli sabu yang harganya mencapai jutaan rupiah per gram.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3402 seconds (0.1#10.140)