Norwegia Siap Bantu Penanganan Sampah di Citarum

Kamis, 08 November 2018 - 20:08 WIB
Norwegia Siap Bantu Penanganan Sampah di Citarum
Kepala DLH KBB Apung Hadiat Purwoko mempresentasikan kondisi Sungai Citarum kepada perwakilan dari Kedubes Norwegia. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Pemerintah Norwegia melalui Kedutaan Besar Norwegia untuk Indonesia siap membantu program Citarum Harum dan pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi berdayaguna.

Keseriusan itu ditunjukkan dengan kedatangan sejumlah delegasi dari kedutaan Besar Norwegia untuk dengar pendapat dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KBB dan sejumlah pegiat lingkungan di Sungai Citarum.

"Mereka (Kedubes Norwegia) tertarik untuk membantu penanganan sampah di Citarum sebagai upaya mendukung program Citarum Harum," kata Kepala DLH KBB Apung Hadiat Purwoko, Kamis (8/11/2018).

Apung mengemukakan, delegasi Norwegia yang datang berasal dari berbagai keahlian untuk mengupas permasalahan sampah di Citarum dari hulu sampai ke hilir. Para delegasi itu ingin mendengar dahulu permasalahan di KBB.

Apakah terkait regulasi atau peran masyarakat dalam penanganan sampah. Sebab di Norwegia ada teknologi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah dan perahu modern yang bisa memilah sampah plastik atau an-organik dan organik.

Sejauh ini program Citarum Harum yang digalakkan oleh pemerintah pusat, ujar Apung, sudah terlihat dampaknya meski belum maksimal dan menyeluruh. Seperti masih ada kualitas air yang turun naik karena ulah para pemilik pabrik yang membuang limbah industri ke sungai.

Hingga kini pihaknya sudah menangani 11 perusahaan pembuang limbah ke Citarum dan menutup paksa tempat saluran pembuangan limbah tiga perusahaan.

"Pemerintah tidak main-main dalam mewujudkan Citarum Harum dan bersih. Begitu juga dengan bantuam dari luar (Norwegia) kami akan lihat, sejauh tidak membebani APBD, kami akan terbuka," ujar dia.

Commercial Counsellor dari Kedutaan Norwegia Fredrik Bjerke Abdelmaguid mengungkapkan, mengetahui Sungai Citarum sebagai sungai terkotor di dunia dari Youtube. Berkaca dari persoalan itu, pihaknya merasa berkewajiban untuk ikut membantu bagaimana cara menanggulangi sampah.

Delegasi dari Norwegia ke KBB untuk melihat kondisi sebenarnya di lapangan, kemudian dianalisis, dan dicarikan upaya penanggulangannya.

"Kami sudah lihat kondisi di lapangan dan akan bahas masalah ini segera di Jakarta (kedubes) lalu akan kembali lagi enam bulan lagi untuk memberikan solusi," ungkap Frederik.

Dia menyatakan, ini adalah untuk pertama kalinya Kedubes Norwegia menawarkan solusi penanganan sampah di Indonesia. Sementara untuk solusi jangka pendek yang ditawarkan terkait pengelolaan sampah adalah dengan memberdayakan warga masyarakat agar dapat mau mengumpulkan sampah. Kemudian, sampah itu ditukarkan menjadi sesuatu yang bermanfaat, seperti token untuk pulsa, dan listrik.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2583 seconds (0.1#10.140)