Ridwan Kamil: Ekonomi Kreatif Program Unggulan Terbaik Jabar Masa Depan

Rabu, 07 November 2018 - 18:06 WIB
Ridwan Kamil: Ekonomi Kreatif Program Unggulan Terbaik Jabar Masa Depan
Ridwan Kamil saat menjadi pembicara dalam World Conference Creative Economy (WCCE) di Bali Nusa Dua Convention Centerz, Bali, Rabu (7/11/2018). Foto: Istimewa
A A A
BALI - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bertekad menjadikan ekonomi kreatif sebagai program unggulan terbaik Jabar masa depan. Untuk mewujudkannya, berbagai langkah akan dilakukan dalam lima tahun ke depan.

Hal itu dikatakan Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil saat menjadi keynote speech (pembicara) dalam World Conference Creative Economy (WCCE) yang diselenggarakan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Rabu (7/11/2018).

Menggunakan bahasa Inggris, Emil memaparkan pengalamannya memimpin Kota Bandung selama lima tahun ke belakang. Dia menyatakan, pengalamannya membangun Kota Bandung yang disebutnya membangun ekosistem itu akan diimplementasikan di 26 kabupaten/kota di Jabar.

Emil yang sukses mengubah wajah Kota Bandung menjadi salah satu kota kreatif di Indonesia yang berujung pada menggeliatnya taraf ekonomi masyarakat menginginkan, setiap kabupaten/kota di Jabar memiliki pusat-pusat ekonomi kreatif.

Tekad Emil tersebut telah dibuktikan dengan penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Pemprov Jabar dan Bekraf tentang Pengembangan Potensi Ekonomi Kreatif di Jabar yang menjadi landasan pembentukan Bekraf di Jabar.

Ke depan, kata Emil, kabupaten/kota di Jabar juga harus memiliki regulasi terkait pengembangan ekonomi kreatif seperti yang telah dimiliki Pemprov Jabar.

"Nanti akan ada creative center di 26 daerah, 26 badan kreatif lokal, termasuk 26 Perda (peraturan daerah) ekonomi kreatif. Itulah tugas saya, menaikkan standar yang susah baik, menjadi baik semuanya. Saya meyakini, ekonomi kreatif menjadi unggulan terbaik Jabar masa depan," ujar Emil.

Emil menuturkan, Perda Provinsi Jabar Nomor 15/2017 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Perda Provinsi Jabar Nomor 10/2018 tentang Pengelolaan Kekayaan Intelektual, menjadi bukti keseriusan Pemprov Jabar dalam pengembangan ekonomi kreatif.

"Sehingga, ekonomi kreatif istilahnya tidak menjadi anak tiri, melainkan menjadi bagian utama dalam proses pembangunan Jabar," tutur dia.

Emil mengungkapkan, Jabar memiliki potensi ekonomi kreatif yang sangat besar, seperti fesyen, desain, musik, hingga teknologi digital. Sektor-sektor potensial tersebut akan terus dikembangkan hingga mampu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat Jabar.

"Akan terus dikembangkan sambil kami tetap memproteksi dan mempromosikan kreativitas yang sifatnya budaya, kearifan lokal, yang harus kami lindungi dan dorong," ungkap Emil.

Dalam kesempatan itu, Emil juga menginginkan sektor ekonomi kreatif yang akan dikembangkan hingga seluruh pelosok Jabar mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, khususnya di perdesaan lewat program Satu Desa Satu Perusahaan.

"Program One Village One Company dengan identitas ekonomi kreatif untuk memastikan anak-anak muda dan ibu-ibu bisa tetap tinggal di desa dan bekerja. Mimpi saya tidak akan ada lagi TKI (tenaga kerja Indonesia) yang selalu bermasalah. Kami akan buat perusahaan di desa-desa dengan produk yang laku di pasar, sehingga mereka sejahtera seperti di kota tanpa harus hijrah ke kota atau luar negeri," ujar Emil.

Lebih jauh Emil mengatakan, Jabar dengan potensi ekonomi kreatif yang sangat besar perlu dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal melalui perluasan produk ekonomi kreatif daerah dengan penyediaan infrastruktur, teknologi informasi, edukasi, dan fasilitasi hak kekayaan intelektual.

Menurut suami dari Atalia Praratya ini, ekonomi kreatif-lah yang saat ini memegang peranan penting dalam perekonomian seiring dengan tren pertumbuhannya yang positif. Ekonomi kreatif juga telah terbukti sebagai sektor ekonomi tangguh yang terus tumbuh di tengah-tengah krisis ekonomi global serta tumbuh pesat seiring perkembangan teknologi.

"Menghadapi era ekonomi kreatif, saya berharap para pelaku industri ini bisa melakukan upaya kolaboratif disamping sifat kompetitif yang mutlak ada. Dengan cara- cara baru, kita berbagi, kita connecting, terhubung pada dunia baru yang penuh semangat, kreativitas, dan bisa menyatukan kita semua," pungkas dia.

Sementara itu, Kepala Bekraf Triawan Munaf meyakini industri kreatif telah membawa era baru dalam dunia bisnis. Dunia bisnis saat ini tidak lagi bersifat eksklusif bagi mereka yang memiliki modal besar, namun telah tercipta suatu lapangan bermain baru yang setara bagi setiap orang untuk dapat berperan dalam perkembangan ekonomi, yaitu ekonomi kreatif.

"Saya berharap industri kreatif jadi sektor ekonomi yang mampu menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi global. Mari bersiap bersama-sama ekonomi kreatif kita rock the world," kata Triawan.

Dia mengemukakan, persoalan geografis tidak lagi menjadi penghalang untuk tumbuh kembangnya ekonomi kreatif. Keberadaan internet dan teknologi baru lainnya menjadi jembatan beragam potensi di seluruh dunia untuk dapat berkolaborasi dan bekerja sama.

Adapun tema "Inclusively Creative" yang diusung dalam WCCE mencerminkan berbagai macam perubahan terkini yang dibawa oleh ekonomi kreatif ke dalam ekonomi dunia sebagai penggerak bagi peluang-peluang yang inklusif dan setara.

Dalam masa transisi lingkungan, sosial, demografis, dan urban, kata Triawan, ekonomi kreatif menjadi jembatan komunikasi dan pemahaman antara negara dan budaya dengan menghubungkan ekosistem perkotaan, metropolitan, dan pedesaan. "Ekonomi kreatif akan menjadi masa depan ekonomi global," tandas Triawan.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6628 seconds (0.1#10.140)