BI Optimistis Ekonomi Triwulan IV Tumbuh, Ini Sektor Penopangnya

Rabu, 07 November 2018 - 17:29 WIB
BI Optimistis Ekonomi Triwulan IV Tumbuh, Ini Sektor Penopangnya
Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Jabar Doni P Joewono memberikan keterangan pers di Kantor BI Jabar, Jalan Braga, Kota Bandung, Rabu (7/11/2018). Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Kendati ekonomi Jawa Barat sejak triwulan I hingga III tercatat melambat, namun Bank Indonesia (BI) optimistis periode Oktober-Desember 2018 atau triwulan IV, bakal membaik.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Barat Doni P Joewono mengatakan, triwulan IV ekonomi Jabar diperkirakan akan lebih baik. BI optimistis tembus di angka 5,6 sampai 5,7% (yoy). Bahkan angkanya akan lebih baik dari 2017.

“Survei indeks tendensi konsumen BPS menunjukkan ada optimisme masyarakat di akhir tahun. Ini juga sejalan data survei kami, di mana akhir tahun konsumsi masyarakat akan membaik,” kata Doni di Kantor BI Jabar, Jalan Braga, Kota Bandung, Rabu (7/11/2018).

Namun demikian, Doni mengemukakan, faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Jabar bukan dari konsumsi masyarakat. Dorongan ekonomi lebih banyak konsumsi pemerintah dan investasi. Sementara konsumsi rumah tangga bukan sumber utama pertumbuhan di triwulan IV.

“Saya tidak mengatakan konsumsi rumah tangga jelek karena hasil survei tingkat konsumsi diprediksi tetap bagus. Bukan turun, tetapi masyarakat menahan. Tapi kami optimistis akhir tahun mungkin masyarakat akan banyak belanja karena UMK akan naik pada 2019,” ujar dia.

Doni memprediksi, pertumbuhan ekonomi Jabar juga tetap ditopang investasi dan industri pengolahan (TPT, otomotif, alas kaki). Sementara sektor konstruksi seperti pembangunan jalan tol dan proyek lainnya.

Namun demikian, BI saat ini sedang berusaha keras agar inflasi di Jabar bisa ditekan. Saat ini inflasi Jabar tertinggi di pulau Jawa mencapai 3,48%. Sementara terendah di Yogyakarta 2,74%. Pihaknya berharap inflasi Jabar 2018 tidak lebih dari 3,6%.

“Sementara ini tinggal dua bulan lagi, makanya harus jadi konsen kita. Sebenarnya inflasi tertinggi terjadi di Bekasi dan Depok. Makanya kami konsen ke dua daerah itu, dnegan menjalin kerjasama agar suplai barang lancar. Jangan sampai suplai tersendat. Dua bulan ini kami kerja keras, agar bisa ditekan,” pungkas dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1268 seconds (0.1#10.140)