Kalangan Pesantren di Jabar Harus Bersiap Hadapi Revolusi Industri

Rabu, 07 November 2018 - 16:32 WIB
Kalangan Pesantren di Jabar Harus Bersiap Hadapi Revolusi Industri
Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa berfoto bersama para dai muda se-Bandung Raya di Ponpes Pesantren Al Bidayah, Cangkorah, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jabar, Selasa (6/11/2018) malam. Foto/SINDOnews/Abdul Rochim
A A A
BANDUNG BARAT - Perkembangan teknologi di era modern ini berlangsung sangat cepat. Salah satunya teknologi informasi. Karena itu, Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa mengajak kalangan santri dan pesantren, khususnya di Jawa Barat (Jabar) agar bisa mengikuti dan beradaptasi serta mengambil manfaat dari kemajuan teknologi belakangan ini.

Khofifah yang juga mantan menteri sosial ini mencontohkan, teknologi informasi Skype yang bisa menyambungkan informasi ke seluruh penjuru dunia tanpa harus membangun infrastruktur tersendiri di setiap negara. Contoh lain yaitu kereta cepat Hyperloop yang memiliki kecepatan hingga 800 kilometer per jam.

"Ada pikiran yang luar biasa, Hyperloop kecepatannya 800 km/jam. Ini sudah melebihi kecepatan pesawat terbang yang hanya 500 kilometer per jam. Ini menunjukkan betapa sesungguhnya revolusi industri luar biasa," ujar Khofifah saat memberikan sambutan dalam acara Silaturahmi Dai-Dai Muda se-Bandung Raya di Pondok Pesantren Al Bidayah, Cangkorah, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (6/11/2018) malam.

Karena itu, Khofifah mengajak para santri dan kalangan pesantren termasuk para dai muda untuk bersama-sama berpikir apa yang mungkin bisa dilakukan kalangan pesantren dalam menyambut Revolusi Industri 0.4. "Pesan yang bisa dibangun dari jejaring teknologi informasi ini apa yang bisa dilakukan para santri/" katanya.

Khofifah mengingatkan pentingnya revitalisasi konsep Nahdlatut Tujjar yang telah dirumuskan pendiri NU KH Hasyim Asy'ari sejak 1918 dalam proses revitalisasi digitalisasi ekonomi.
Saat Deklarasi Nahdlatut Tujjar itu, KH Hasyim Asy'ari mengajak para pemuda, putra bangsa yang cerdik pandai dan para ustaz yang mulia untuk mendirikan suatu badan usaha ekonomi yang beroperasi secara otonom di setiap kota dengan tujuan agar bisa menghidupi para pendidik serta menekan laju kemaksiatan.

Nahdlatut Tujjar atau kebangkitan pedagang merupakan gerakan kebangkitan ekonomi rakyat yang tidak dapat dipisahkan dengan Nahdlatu Ulama (NU). "Sekarang ayo dipikirkan pedagang yang berlatarbelakang santri, kiai, pesantren dan jaringannya," tutur Khofifah.

Dalam konsep bisnis di era digital ini, Khofifah mencontohkan kesuksean Jack Ma, pendiri Alibaba yang berhasil menjadi pengusaha ritel online terbesar tanpa perlu memiliki gudang penyimpanan barang, termasuk tanpa harus menyetok barang dagangan yang dijual.

"Inilah kuatnya konsep jaringan. Dan jaringan kiai dan santri bisa membangun penguatan santri apalak di bidang ekonomi atau lainnya," tutur gubernur terpilih Jawa Timur ini.

Khofifah mengatakan, NU sebagai organisasi Islam terbesar memiliki tanggung jawab kebangsaan. Dan, Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) yang diinisiasi kalangan kiai harus ikut andil untuk memikirkan masa depan bangsa. Termasuk dalam urusan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 nanti, JKSN menyatakan siap memenangkan pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin.

Karena itu, Khofifah yang juga Dewan Pengarah JKSN meminta kepada pengurus JKSN Jawa Barat bekerja maksimal dalam meraup suara untuk pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019. Menurut Khofifah, berdasarkan hasil survei yang dilakukan salah satu lembaga riset, Jabar masih memiliki banyak titik kelemahan. "Jabar masih harus dimaksimalkan kembali. Masih banyak titik (kelemahan), apakah strata usia, kewilayahan," kata Khofifah.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Penasihat JKSN KH Asep Saifuddin Chalim mengatakan, pihaknya optimistis pasangan Jokowi-Kiai Ma'ruf bisa meraih 70% suara secara nasional.

Kiai Asep yang masih keturunan Jawa Barat ini menuturkan, ada banyak alasan mengapa pihaknya harus mengajak kalangan santri dan pesantren untuk mendukung pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin. Menurutnya, selama pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, Indonesia mengalami kemajuan signifikan di berbagai bidang, terutama pemerataan pembangunan nasional di seluruh wilayah, termasuk di Jawa Barat yang belum lama ini dibangun Bandara Kertajati.

"Pak Jokowi telah memberikan bukti, bukan janji. Pak Jokowi yang telah melakukan program konkret dan sudah terbukti, ini sudah yakin. Sesuatu yang sudah yakin, pasti, tidak boleh dikalahkan dengan yang masih ragu (janji) sehingga kita harus berani memenangkan Pak Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin," tutur pendiri Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Surabaya dan Mojokerto, Jawa Timur ini di hadapan para dai muda se-Bandung Raya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 6.2017 seconds (0.1#10.140)