40.000 UMKM di KBB Belum Terakomodir Pasar Modern

Selasa, 06 November 2018 - 18:42 WIB
40.000 UMKM di KBB Belum Terakomodir Pasar Modern
Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna meminta agar pelaku UMKM lokal KBB berpikir kreatif dan inovatif agar produk mereka memiliki nilai jual tinggi dan bisa bersaing. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang eksis dan beroperasi di Kabupaten Bandung Barat (KBB) mencapai 40.000 orang.

Namun sayang, produk mereka belum banyak yang diakomodir atau mendapatkan tempat untuk dipajang dan dijual di pasar modern di KBB.

"Di KBB ini ada sekitar 40.000 UMKM dan semua aktif menjalankan usaha, baik mikro, kecil, maupun menengah. Namun yang terdata secara resmi dan tercatat di kami baru 15.000 UMKM," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, KBB Ade Wahidin seusai kegiatan Bimtek UMKM di Gedung HBS Cimareme yang dihadiri Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna, Selasa (6/11/2018).

Ade mengemukakan, pelaku UMKM di KBB bergerak di berbagai bidang usaha, seperti makanan ringan, produk olahan, kerajinan, dan lain-lain. Sebagian besar dari mereka masih terkendala pemasaran yang masih terbatas sehingga sulit berkembang. Karena itu pemasaran melalui pasar modern menjadi sarana guna memperkenalkan produk UMKM KBB.

Selama ini, ujar dia, peluang produk UMKM KBB agar bisa 'mejeng' di pasar modern masih sangat sulit. Melalui bimbingan teknis (bimtek) ini, Diskop UMKM KBB ingin mendorong pelaku UMKM bisa go publik. Salah satu caranya bekerja sama dengan pengusaha pasar modern.

"Sekarang yang sudah berjalan dengan hotel. Kalau dengan pasar modern belum, karena harus dikomunikasikan dulu, produk apa yang dibutuhkan dan laku di mereka (pasar modern)," ujar dia.

Terkait permasalahan ini, Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna akan menginstruksikan agar dibuat memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman antara pasar modern dengan Pemda KBB guna memasarkan produk-produk UMKM.

Tentu, pemkab akan diinventarisasi pasar modern yang telah berizin dan tingkat kunjungan atau belanja masyarakat cukup tinggi. Peluang ini yang harus dimanfaatkan oleh pelaku UMKM dengan menciptakan produk unggulan atau khas KBB yang bisa menjadi ikon dan menarik orang untuk membeli.

Pelaku UMKM juga harus menciptakan produk inovatif, berbeda, dan berkemasan menarik. Tujuannya agar produk bisa bersaing. KBB dengan keberadaan kawasan wisata Lembang banyak dikunjungi wisatawan.

Besar kemungkinan ketika produk UMKM KBB dipasarkan di pasar modern akan juga dibeli oleh wisatawan. Ketika itu terjadi, usaha pelaku UMKM maju dan terjadi penyerapan lapangan kerja.

"Selama ini pasar modern atau minimarket ini tidak ada kontribusi ke pemda. Bahkan memajang dan menjual produk UMKM KBB juga tidak. Ke depan akan dibuat MoU di mana mereka (pasar modern berizin) harus menyiapkan tempat bagi penjualan produk UMKM lokal," kata Umbara.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1690 seconds (0.1#10.140)