Pengangguran di Jabar Belum Terserap Maksimal

Senin, 05 November 2018 - 16:42 WIB
Pengangguran di Jabar Belum Terserap Maksimal
Para pencari kerja. Foto/Dok SINDOnews
A A A
BANDUNG - Sebanyak 1.850.000 orang atau 817 dari 10.000 populasi Jawa Barat masih belum bekerja alias menganggur. Kendati secara jumlah penduduk menganggur terus berkurang, pemerintah perlu mewaspadai mereka yang bekerja paruh waktu atau setengah pengangguran.

Kepala Kepala BPS Provinsi Jawa Barat Dody Herlando mengatakan, dari 22,63 juta orang angkatan kerja (pekerja dan pengangguran), sebanyak 1,85 juta hingga Agustus 2018, masih berstatus belum memiliki pekerjaan.

"Walaupun jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2018 bertambah 228.310 orang, jumlah pengangguran masih 1,85 juta. Artinya, pengangguran belum terlalu terserap maksimal," kata Dody di Kantor BPS Jabar, Jalan PH Mustopa, Kota Bandung, Senin (5/11/2018).

Dia mengakui, persaingan mendapatkan pekerjaan di Jawa Barat sangat berat. Misalnya, penerimaan PNS pun sudah sangat minim. Karena itu, pemerintah selalu menggalakkan agar para pencari kerja membuka usaha atau menjadi entrepreneur.

Menurutnya, dari 1,85 juta tingkat pengangguran terbuka (TPT), lulusan SMK masih mendominasi angka pengangguran terbesar, yaitu 16,97%. Sementara, perguruan tinggi 6,37% dan terendah SD 4,48%. Rendahnya penggusuran SD karena mereka mau bekerja di mana saja.

Selain angka pengangguran yang masih tinggi, pemerintah juga mestinya mengantisipasi para pekerja yang rawan menjadi pengangguran. Mereka adalah pekerja setengah pengangguran atau paruh waktu. Karena ada sekitar 20% atau 4,40 jutaan warga yang bekerja paruh waktu dan setengah pengangguran.

"Tapi kita harus tahu, bahwa tenaga kerja yang menjadi buruh dan karyawan mendominasi status pekerjaan. Angkanya mencapai 48,39% atau 10,06 juta orang. Mereka adalah pekerja yang sangat mengandalkan gaji bulanan dan rentan bila ada gejolak," jelas Dody.

Menurutnya, Jawa Barat masih diuntungkan atas keberadaan industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan. Karena, sektor yang paling banyak menyerap lapangan kerja adalah perdagangan 22,24%, industri pengolahan 20,93%, dan pertanian 13%.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9171 seconds (0.1#10.140)