Cegah Pemahaman Islam yang Keliru, Pemprov Gelar Lomba Santri se-Jabar

Jum'at, 02 November 2018 - 00:38 WIB
Cegah Pemahaman Islam yang Keliru, Pemprov Gelar Lomba Santri se-Jabar
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat akan menggelar Lomba Santri se-Jabar. Selain untuk meningkatkan kompetensi para santri, lomba ini pun bertujuan mencegah pemahaman Islam yang keliru di tengah-tengah masyarakat Jabar.

Perlombaan yang dikhususkan bagi para santri di Jabar tersebut merupakan rangkaian kegiatan Hari Santri Nasional (HSN) 2018. Sedikitnya terdapat tiga perlombaan yang akan digelar pada akhir November 2018 mendatang.

Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum memaparkan, lomba yang akan digelar, yakni tahfidzul mutun, qiroatul qutub, dan pidato. Dia berharap, melalui lomba ini, para santri di Jabar memiliki mental dan pengetahuan tentang Islam yang lebih baik.

Uu yang juga memiliki latar belakang sebagai santri ini mengakui, selama ini, para santri kurang memiliki keberanian untuk tampil di tengah-tengah masyarakat.

"Lomba ini juga bertujuan untuk uji keberanian dan mental. Kelemahan santri salafiyah lemah dalam bertanding. Kadang-kadang ada santri yang ilmunya banyak, pemahamannya baik, tapi kurang berani tampil. Jadi ilmunya kurang termanfaatkan," tutur Uu di Bandung, Kamis (1/11/2018).

Tak hanya itu, Uu menyebut, lomba ini pun bertujuan untuk meningkatkan tali silaturahmi di antara sesama santri. Menurut Uu, selama ini, komunikasi antarsantri kurang berjalan baik, terutama di kalangan alumninya.

"Supaya terbangun ikatan emosional antara santri, apalagi yang sudah alumni. Beda dengan pendidikan di universitas, ikatan alumninya kuat. Kalau santri belum seperti itu," akunya.

Tak kalah penting, melalui lomba ini pun, Uu ingin semakin banyak ulama-ulama masa depan yang memiliki pemahaman Islam yang baik. Uu mengaku khawatir karena saat ini banyak pihak yang mengaku ulama, tapi memiliki pemahaman Islam yang salah.

"Untuk meminimalisasi penafsiran Quran dan hadits yang salah. Karena untuk paham, supaya tidak salah, tidak sembarang orang bisa menafsirkan ayat Quran dan hadits," katanya.

Dia menyontohkan, lomba pidato tidaklah semudah yang dibayangkan. Sebab, seorang santri harus memahami tata cara, baik saat membuka, menyampaikan isi, maupun menutup pidatonya.

"Baca salamnya bagaimana, shalawatnya bagaimana. Pidato tidak bisa tiba-tiba, ada aturannya. Kalau santri, pasti tahu aturannya. Makanya bisa dilihat, mana pidato dari santri, mana yang bukan dari santri," tukasnya.

Uu menambahkan, peserta perlombaan ini ditentukan oleh masing-masing pesantren di Jabar. Sehingga, peserta bukan mewakili kabupaten/kota, melainkan pesantrennya. sedangkan hadiah yang disiapkan, di antaranya mobil, umrah, dan uang tunai.

"Pendaftarannya gratis ke Biro Yansos (Pelayanan Sosial). Lomba dilaksanakan di Pusdai (Pusat Dakwah Islam) Jabar dan Masjid Gedung Sate," tandas Uu.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.1437 seconds (0.1#10.140)