Revolusi Industri 4.0, ASN Jabar Dituntut Tingkatkan Kompetensi

Rabu, 31 Oktober 2018 - 20:08 WIB
Revolusi Industri 4.0, ASN Jabar Dituntut Tingkatkan Kompetensi
Lokakarya Reformasi Birokrasi di Jawa Barat dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 di Gedung Serba Guna (GSG) PKP2A I LAN, Jatinangor, Rabu (31/10/2018). Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Aparatur sipil negara (ASN) di Jawa Barat dituntut untuk meningkatkan kompetensi, baik dalam ilmu pengetahuan, keterampilan, maupun perilaku untuk menjawab tantangan era Revolusi Industri 4.0.

Deputi Kajian Kebijakan Lembaga Aparatur Negara (LAN) Muhammad Taufik mengatakan, sektor publik atau pemerintahan merupakan salah satu unsur penting bagi Indonesia untuk mendapatkan kemanfaatan dari berbagai peluang Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan penggunaan teknologi secara massif.

Visi misi Juara Lahir Bathin melalui inovasi dan kolaborasi yang diusung Provinsi Jabar di bawah kepemimpinan Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, kata Taufik, sangat identik dengan tujuan yang hendak dicapai di era Revolusi Industri 4.0.

Jajaran ASN, kata dia, khususnya di lingkungan Pemprov Jabar, harus patuh dengan visi dan misi yang diusung siapapun pemimpinnya. Visi misi Jabar Juara Lahir Bathin menjadi tantangan bagi ASN di Jabar.

"Dengan visi yang sangat menantang dan kontekstual sesuai tuntutan Revolusi Industri 4.0 ini, ASN harus punya semangat inovatif dan mampu mengembangkan diri," kata Taufik dalam Lokakarya "Reformasi Birokrasi di Jawa Barat dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0" yang digelar Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I (PKP2A I) LAN di Gedung Serba Guna (GSG) PKP2A I LAN, Jatinangor, Rabu (31/10/2018).

Taufik mengemukakan, untuk menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 di kalangan ASN, setiap ASN harus memiliki pola pikir melayani, bukan dilayani. Sebab, tanpa semangat melayani, tidak akan ada kreativitas dan inovasi. Terlebih, masyarakat kini sudah mulai terbiasa dengan pelayanan serba praktis.

"Pelayanan pemerintah tidak boleh kalah. Demi pelayanan cepat efisien, dan responsif, diperlukan ASN yang profesional, melek teknologi, dan punya semangat pelayanan yang tinggi," ujar dia.

Meski begitu, Taufik menilai, ASN di lingkungan Pemprov Jabar khususnya, masih harus bekerja keras untuk menjawab tantangan tersebut. Terlebih, komposisi pegawai Pemprov Jabar masih didominasi pegawai fungsional umum.

"Menurut saya masih harus kerja keras untuk mengembangkan diri. Dengan komposisi pegawai fungsional umum yang sangat banyak, tentunya perlu diarahkan untuk memiliki spesialisasi," tutur Taufik.

Taufik juga menyoroti pengembangan kompetensi ASN yang belum berjalan optimal, termasuk di Jabar. Menurut dia, selama ini, pengembangan kompetensi ASN lebih banyak dilakukan untuk memenuhi syarat peraturan perundang-undangan, seperti untuk promosi jabatan, ASN harus mengikuti pendidikan dan latihan pimpinan atau untuk menjadi pegawai, harus mengikuti pra jabatan.

"Tetapi, kesadaran bagaimana ASN mampu mengembangkan diri untuk menghasilkan kinerja tinggi dan gagasan inovatif masih lemah. Ini PR (pekerjaan rumah) bagi ASN dan pemerintah umumnya," tutur dia.

"Seharusnya, sistem tidak lagi sekadar untuk memenuhi aturan, tapi yang penting menghasilkan inovasi dan dilakukan secara kolaboratif bersama mitra pemerintah, seperti sektor swasta dan perguruan tinggi," ungkap Taufik.

Meski begitu, Taufik optimistis, seiring berjalannya waktu, kompetensi ASN di Jabar perlahan akan meningkat. Terlebih, Jabar kini dipimpin seorang pemimpin yang memiliki leadership kuat dan didukung oleh masyarakat dengan taraf pendidikan dan ekonomi semakin baik.

"Memang tidak bisa seperti membangun infrastruktur yang satu dua tahun selesai. Perubahan tadi sebuah proses, tapi saya optimistis (ASN) Jabar bisa," tandas Taufik.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Iwa Karniwa mengemukakan, selama ini, Pemprov Jabar telah mengimplementasikan inovasi dan pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0.

"Dimulai dengan proses tata kelola, yakni pelayanan cepat lewat teknologi informasi, laporan pemerintah daerah yang transparan dan akuntabel lewat komputerisasi, termasuk pelayanan publik secara online," kata Iwa.

Dia mengaku, perubahan mindset merupakan inti reformasi birokrasi. Oleh sebab itu, pihaknya selalu mendorong seluruh ASN di Jabar untuk mengubah mindset menjadi pelayan masyarakat.

"Saya ke teman-teman (ASN) selalu bilang tidak akan turun harga dan martabat kita. Kita harus melayani dengan hati, yakni melayani dengan iklas," ujar Sekda.

Dalam pengembangan kompetensi ASN Pemprov Jabar, kata Iwa, pihaknya juga terus menggelar pelatihan-pelatihan bagi ASN hingga menyekolahkan ASN ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, termasuk membangun karakter dan mental ASN.

"Kami juga membangun media yang tidak terhalang waktu dan tempat, seperti website dan media sosial, sehingga pengaduan masyarakat bisa cepat ditangani. Dengan demikian, secara bertahap, insya Allah Jabar Juara Lahir Bathin akan terwujud," pungkas Iwa.

Selain Deputi Kajian Kebijakan LAN Muhammad Taufik dan Sekda Jabar Iwa Karniwa, pembicara lain dalam lokakarya itu adalah Ketua Kadin Jabar Agung Suryamal Sutisno dan Direktur Digital Service Portofolio PT Telkom Tbk David Bangun dengan peserta dari 27 pemerintah kabupaten/kota di Jabar, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat.

"Berbagai perubahan di sektor publik perlu dilakukan dalam rangka menangkap berbagai kesempatan dan peluang yang ditawarkan oleh Revolusi Industri 4.0. Karena itu, konsep reformasi birokrasi harus di-redesign untuk menjawab tuntutan Revolusi Industri 4.0," ujar Kepala LAN Adi Suryanto saat menutup lokakarya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9900 seconds (0.1#10.140)