Pengusaha Travel Minta Ada Solusi bagi Pekerja Transportasi

Rabu, 01 April 2020 - 12:05 WIB
Pengusaha Travel Minta Ada Solusi bagi Pekerja Transportasi
Pengusaha travel meminta pemerintah membuat kebijakan terkait nasib pekerja transportasi, menyusul melemahnya bisnis transportasi akibat wabah virus Corona atau COVID-19. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
BANDUNG - Pengusaha travel meminta pemerintah membuat kebijakan terkait nasib pekerja transportasi, menyusul melemahnya bisnis transportasi akibat wabah virus Corona atau COVID-19. Diperkirakan, ada ribuan pekerja transportasi yang terkena dampak wabah mematikan ini.

Asisten Direksi Lintas Shuttle Wawan Heri Purnomo mengatakan, kebijakan relaksasi dan restrukturisasi pembiayaan yang dilakukan pemerintah sangat membantu kalangan industri. Pengusaha, kata dia, setidaknya tidak terlalu terbebani terkait kewajiban kredit.

"Tapi mungkin belum ada formula terkait karyawan, solusinya bagaimana. Apalagi kondisi ini sampai 29 Mei, ini kan baru April, nanti sampai Mei seperti ini. Kami bisnis transportasi hidup dari kegiatan kami," jelasnya.

Menurut dia, perusahaannya harus memikirkan, bagaimana agar karyawan seperti driver tetap hidup. Apalagi pemerintah sudah bilang tidak boleh ada PHK. (Baca juga; Disparbud Imbau Warga Tunda Jalan-jalan ke Luar Negeri, Cukup Piknik di Jabar )

"Ya kami tidak ada PHK, karena kami yakin corona ini pasti berlalu. Tapi mereka punya keluarga yang harus makan. Harapan kamu, diluar POJK tentang kredit ada hal lain yang dilakukan pemerintah untuk sektor transportasi ini," kata Wawan.

Dia mengakui, wabah Corona sangat berdampak terhadap bisnis transportasi. Penurunan penumpang saat itu sampai 60%. Biasanya 1 hari bisa mengangkut 1.000 penumpang, bisa turun sampai 300 dan 400 orang. (Baca juga; Ketimbang Lockdown, Purwakarta Pilih Batasi Transportasi Umum )

"Tapi kalau sekarang, lebih parah lagi penurunannya. Tetapi kami tetapi harus beroperasi, kalau enggak masyarakat bisa panik, mereka mau naik apa. Tapi kami tetap mengikuti ketentuan pemerintah. Misalnya pakai APD, thermo gun, dan hand sintizer," katanya.

Tak hanya itu, armada beroperasi juga hampir 50% dikandangkan. Prinsip kami, tetap ada pelayanan dengan kurangi jadwal. Bahkan beberapa rute akan kami tutup.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2742 seconds (0.1#10.140)