Tiga Mayat Ditemukan 3 Hari Berturut-turut di Kabupaten Garut

Senin, 30 Maret 2020 - 20:01 WIB
Tiga Mayat Ditemukan 3 Hari Berturut-turut di Kabupaten Garut
Foto/SINDONews/Dok/Ilustrasi
A A A
GARUT - Masyarakat Kabupaten Garut dikejutkan dengan penemuan tiga mayat secara berturut-turut, Sabtu, Minggu, dan Senin (28-29-30/3/2020). Ketiga mayat itu ditemukan di Kecamatan Leles, Cibalong, dan Bayongbong.

Kapolsek Leles AKP Asep Muslihat mengatakan, benar bahwa pada Senin (30/3/2020) sekitar pukul 07.00 WIB, wargaKampung Pangkurisan Kidul RT 03/09, Desa Leles, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, menemukan mayat pria tergantung di sebuah pohon petai.

Jenazah tersebut, kata Asep, teridentifikasi atas nama Nunu Nugraha (28), warga Kampung Pasar Wetan, Desa Leles, Kecamatan Leles. Korban Nunu sehari-hari bekerja sebagai pedagang. Namun, untuk motif korban Nunu mengakhiri hidup dengan dengan cara gantung diri, masih dalam penyelidikan.

Dari tanda-tanda fisik, barang bukti tali yang menjerat leher korban dan terikat di pohon petai, kata Asep, mengarah kepada tindakan gantung diri. "Untuk motif, masih dalam lidik. Namun dari alat buktitali, ada tanda-tanda fisik, dan lain sebagainya, kuat dugaan korban mengakhiri hidup dengan gantung diri. Jadi gak ada masalah apa-apa.Apalagi terkait Corona, tidak ada yang mengait-ngaitkan itu. Tadi kami olah TKP (tempat kejadian perkara) di depan masyarakat," kata Asep dihubungi SINDOnews, Senin (30/3/2020).

Sebelumnya, warga Kampung Sulaksana, Desa Karyasari, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut dikejutkan dengan penemuan mayat di dalam gubuk perkebunan karet pada Sabtu 28 Maret 2020 sekitar pukul 13.00 WIB.

Kapolsek Cibalong AKP Duhri mengatakan, berdasarkan informasi yang dihimpun petugas Polsek Cibalong dari masyarakat setempat, korban atas nama Madin (40), warga Kampung Cihaur, Desa Karyasari, memiliki penyakit paru-paru menahun. Tak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan ataupun penganiayaan di tubuh korban.

"Di gubuk tempat korban ditemukan, terdapat bercak darah. Berdasarkan pemeriksaan tim medis dari Puskesmas Cibalong yang kami libatkan dalam olah TKP, diduga korban muntah darah sakit paru-parunya kambuh dan meninggal di gubuk," kata Duhri dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Jadi, ujar Duhri, lantaran menderita penyakit paru-paru menahun, korban sengaja menjauh dari keluarganya dan tinggal di gubuk di tengah perkebunan karet. Korban sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan.

"Korban mengasingkan diri ke hutan karena penyakit paru-parunya. Jadi bukan karena penyakit Corona atau apa-apa. Penyakit paru-parunya memang sudah menahun," ujar Kapolsek Cibalong.

Sementara itu, pada Minggu 29 Maret 2020 sekitar pukul 16.00 WIB, warga Kampung Simpang Sasak Beusi, RT 01/02, Desa Mulyasari, Kecamatan Bayongbong, juga dihebohkan dengan penemuan mayat seorang pria yang telah membusuh di sebuah toko kosong.

Kapolsek Bayongbong AKP Dedi Rustandi mengatakan, korban atas nama Uci Supari (19) merupakan warga Kampung Bojongwaru, RT 3/5, Desa Padamukti, Kcematan Pasirwangi, Garut.

Jasad korban, kata Dedi, pertama ditemukan oleh warga saat hendak buang air kecil. Saat itu, saksi mencium bau tak sedap di toko kosong milik Haji Dadang tersebut. Semula saksi menduga bau tak sedap itu bangkai tikus. Setelah diperiksa ternyata jasad manusia yang telah membusuk.

"Warga melapor ke perangkat desa setempat, Endang Tatang (49) dan Asep Suherman (48). Laporan warga lantas diteruskan ke Polsek Bayongbong. Setelah menerima laporan, kami meluncur ke lokasi kejadian bersama petugas piket Satreskrim Polres Garut dan Inafis Polres Garut untuk melakukan olah TKP," kata Dedi, dikonfirmasi melalui telepon.

Saat ditemukan, ujar Dedi, korban mengenakan celana panjang hitam, baju hitam, dan tinggi badan 165 sentimeter (cm). Korban Uci diduga anak punk.

Kapolsek mengemukakan, di lokasi penemuan jasad korban, petugas mendapati dua botol alkohol 70%. Di tubuh korban tak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan. "Setelah olah TKP, jasad korban dibawa ke RSUD dr Slamet Garut," ujar Kapolsek.

Berdasarkan hasil pemeriksaan forensik RSUD dr Slamet, tutur Dedi, korban Uci meninggal dunia akibat overdosis alkohol, tidak ada tanda bekas kekerasan di tubuh korban, dan tidak ada dugaan terjangkit Covid-19. "Seusai cek TKP, ditemukan dua botol alkohol 70%," tutur Dedi.

Sementara itu, ungkap Dedi, berdasarkan keterangan Yusuf, keluarga korban, Uci bergabung dengan kelompok anak punk sejak satu bulan lalu. "Jenazah sudah diambil oleh keluarganya dan dimakankan. Warga Desa Padamukti pun menerima karena korban negatif Covid-19," kata Dedi.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7188 seconds (0.1#10.140)