Tasikmalaya Lockdown Sebulan Penuh, Begini Penjelasan Wali Kota

Sabtu, 28 Maret 2020 - 21:55 WIB
Tasikmalaya Lockdown Sebulan Penuh, Begini Penjelasan Wali Kota
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengumumkan bakal melakukan karantina wilayah atau lockdown selama sebulan penuh mulai 31 Maret 2020. SINDOnews/Jani Noor
A A A
TASIKMALAYA - Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengumumkan bakal melakukan karantina wilayah atau lockdown selama sebulan penuh mulai 31 Maret 2020. Langkah ini diambil setelah terjadi penambahan kasus warga positif Corona di Kota Tasikmalaya dari satu orang menjadi lima orang.

Budi pun menjelaskan, karantina ini bukan seperti yang ramai dibicarakan seolah mematikan aktivitas masyarakat. Karantina yang dilakukan sebatas menjaga perpindahan orang, membatasi kerumunan orang, dan membatasi gerakan orang demi keselamatan bersama.

"Tapi akses pendistribusian kebutuhan pokok tidak ditutup, dipersilakan tapi dalam pengawasan," kata Budi setelah melakukan Rapat Koordinasi Dalam Rangka Memutuskan Kebijakan Strategis Penanganan Penyebaran COVID-19 di Hotel Santika, Sabtu (28/3/2020).

Menurut Budi, Pemerintah Kota Tasikmalaya bersama Muspida, TNI, Polri dan Tim Gugus Tugas akan membuat Posko di setiap perbatasan masuk Kota Tasikmalaya. Di sana setiap angkutan umum maupun pribadi akan diperiksa kesehatannya.

“Bila sehat dipersilakan masuk, namun jika tidak sehat akan dibawa ke rumah sakit. Ini untuk menjaga persebaran virus Corona tidak terus menjalar di Kota Tasikmalaya karena yang sehat perlu dijaga," ujarnya. (Baca juga; 5 Warga Kota Tasikmalaya Positif Corona, Pemkab Tasikmalaya Masih Tertutup )

Untuk itu, pemberlakuan karantina mulai 31 Maret 2020 pukul 24.00. Setiap Angkutan Umum dilarang masuk ke Kota Tasikmalaya, termasuk kereta api tidak diperkenankan berhenti di Stasiun Tasikmalaya.

Budi juga menyampaikan, Dinas Perhubungan sudah melayangkan surat edaran ke pemilik bus di Kota Tasikmalaya untuk menghentikan operasi dari dalam maupun ke luar atau sebaliknya. (Baca juga; Corona Tak Terkendali, Pesantren Tertua di Tasikmalaya Pulangkan Ribuan Santri )

Hal ini mengingat penularan tidak bisa diprediksi karena jumlah rumah sakit dan tenaga medis terbatas, serta alat pelindung diri tidak memadai. "Bisa dibayangkan kalau terus bertambah, dengan segala keterbatasannya kami tidak akan mampu," ucapnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.6301 seconds (0.1#10.140)