Akses Jalan Tertutup Pagar, 400 Jiwa Warga Dusun Pagadungan Terisolasi

Senin, 22 Oktober 2018 - 18:52 WIB
Akses Jalan Tertutup Pagar, 400 Jiwa Warga Dusun Pagadungan Terisolasi
Warga Dusun Pagadungan terpaksa menerobos pagar pembatas untuk menuju sekolah karena akses jalan tertutup pagar pabrik. Foto/SINDOnews/Nilakusuma
A A A
KARAWANG - Sekitar 400 jiwa warga Dusun Pagadungan, Desa Tamanmekar, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, terisolir. Pasalnya, akses jalan desa ditutup pagar tinggi oleh PT China Portune Land Development (CPLD) dan PT Pindo Deli 3.

Aktivitas warga, seperti ke sekolah, bekerja, ataupun keluar desa tidak bisa dilakukan karena akses jalan sudah ditutup dengan pagar beton setinggi beberapa meter. Jika hendak melakukan aktivitas keluar kampung, Warga terpaksa harus memutar dengan jarak cukup jauh dengan memutar ke desa lain.

Salah seorang Ketua RT 11/02 Dusun Pagadungan, Kasan mengatakan, penutupan jalan desa sudah terjadi sejak satu bulan lalu setelah PT Pindo Deli 3 membangun pagar mengelilingi lahan milik Grup Sinar Mas ini.

Jalan alternatif yang diberikan PT Pindo Deli 3, kata Kasan, tidak bisa dilalui karena ditutup oleh PT CPLD. Akibatnya, seluruh akses jalan tertutup tembok.

Padahal pagar PT CPLD berdiri di lahan yang sebelumnya merupakan jalan desa yang biasa dilintasi warga. "Kami tidak tahun kenapa tiba-tiba jalan tersebut di klaim menjadi milik perusahaan PT. CPLD siapa yang menjualnya," kata Kasan, Senin (22/10/2018).

Menurut Kasan, setelah akses menuju dusun tertutup pagar, anak-anak Pagadungan sulit bersekolah. Sebab mereka harus menempuh jalan alternatif selama satu jam untuk tiba di sekolah tepat waktu.

"Anak-anak lebih memilih memanjat pagar daripada harus memutar karena jaraknya cukup jauh dan kondisi jalannya berbahaya buat anak-anak. Itu terjadi sudah sekitar satu bulan. Kami belum tahu jalan keluarnya seperti apa," katanya.

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lodaya Naece Permana yang mendampingi warga dalam kasus tersebut mengatakan, saat ini sejumlah dusun di Desa Tamansari banyak yang terisolasi. Setelah wilayah itu berubah menjadi kawasan industri, banyak pabrik yang memabngun pagar benton untuk membatasi lahan.

Pagar yang dibuat pabrik itu, akhirnya menyekat-nyekat dusun menjadi beberapa bagian. Warga mencari jalan alternatif supaya bisa ke luar masuk dusun. Jalan alternatif kondisinya masih berupa jalan tanah. Saat diguyur hujan, badan jalan berubah menjadi lumpur. "Jangankan kendaraan bermotor, jalan kaki saja sulit lewat di jalan itu," kata Naece.

Dia menyatakan, selain memasang pagar beton, PT Pindo Deli 3 juga menutup salura irigasi tersier, sehingga air tidak sampai ke dusun di bagian hilir. Warga menuntut agar saluran tersier kembali di buka. Sebab, sudah bisa dipastikan lahan untuk saluran terier itu milik negara, bukan perusahaan.

Jika saluran tersier itu dibuka, kata Nace, warga akan menutup saluran tersebut dengan beton, supaya bagian atasnya bisa dijadikan sebagai jalan menuju Dusun Pagadung.

"Kami tidak melarang PT Pindo Deli 3 memasang pagar beton, karena memang lahan itu milik mereka. Namun kami menuntut supaya warga diberi akses agar bisa ke luar dan masuk ke dusunnya sendiri," ujar dia.

Persoalan semakin rumit, tutur Naece, PT Pindo Deli 3 keberatan memberi sedikit lahan untuk jalan. "Apabila tuntutan tidak dipenuhi, kami akan berunjuk rasa ke Pemda Karawang, 1 November mendatang," tutur Naece.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.4596 seconds (0.1#10.140)