Terdampak Corona, Ekonomi Jabar Bisa Tertekan

Jum'at, 27 Maret 2020 - 13:56 WIB
Terdampak Corona, Ekonomi Jabar Bisa Tertekan
Kepala KPW BI Jabar Herawanto.Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Barat memprediksi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada kwartal 1/2020 bakal tertekan.

Kepala KPW BI Jabar Herawanto mengatakan, ekonomi nasional maupun Jawa Barat saat ini tengah menghadapi tantangan akibat merebak wabah virus Corona atau COVID-19. Kondisi ini diperkirakan bakal mengganggu kinerja perekonomian.

"Di Jawa Barat, dampak jangka pendek terlihat terutama pada Maret 2020, yaitu menurunnya kegiatan perdagangan, hotel, restoran, rekreasi, serta terbatasnya aktivitas industri dan sejumlah sektor lainnya," kata Herawanto, Jumat (27/3/2020).

Dia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat kuartal I/2020 dapat lebih rendah dari perkiraan semula. Bahkan, keseluruhan pada 2020 diperkirakan jauh lebih rendah dari rerata historisnya.

Apalagi, kinerja ekspor dan impor Jawa Barat di awal 2020 mulai terimbas. Pada Januari 2020, kinerja ekspor dan impor Jawa Barat mengalami perlambatan. Berdasarkan data BPS Jawa Barat, ekpor pada Januari 2020 turun sebesar 8,54% (yoy), terutama terjadi pada industri utama Jawa Barat, yakni elektronik, TPT dan otomotif.

Sementara impor pada Januari 2020 juga tercatat turun sebesar 7,90% (yoy), akibat terhambatnya pasokan barang raw material dari China. Juga permasalahan pengiriman ekspor akibat outbreak COVID-19 di negara-negara tujuan ekspor.

Di sisi lain, pandemi COVID-19 juga mempengaruhi tingkat inflasi di Jawa Barat. Inflasi Jawa Barat pada tahun 2020 secara keseluruhan diperkirakan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2019. (Baca juga; Bank Indonesia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Jabar Bakal Terdampak Corona )

Inflasi Jawa Barat pada bulan Januari dan Februari relatif cukup tinggi yang disumbang oleh kenaikan harga komoditas pangan terutama bawang putih. "Selain itu, kenaikan cukai tembakau dan kenaikan tarif angkutan online, turut mendorong inflasi pada 2020," katanya.

COVID-19 juga menyebabkan ketidakpastian yang sangat tinggi dan menurunkan kinerja pasar keuangan global. Termasuk menekan banyak mata uang dunia termasuk rupiah serta memicu pembalikan modal kepada aset keuangan yang dianggap aman seperti emas. (Baca juga; BI Jabar Waspadai Dampak Ekonomi Akibat Virus Corona )
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5966 seconds (0.1#10.140)