Berkat Ubi Cilembu, Mahasiswi ITB Raih Gelar Doktor

Jum'at, 19 Oktober 2018 - 17:57 WIB
Berkat Ubi Cilembu, Mahasiswi ITB Raih Gelar Doktor
Agustina Monalisa Tangapo meriah gelar doktor pada Program Studi Doktoral Biologi di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB berkat penelitiannya pada ubi cilembu. Foto: Istimewa
A A A
BANDUNG - Kekhasan Jawa Barat memang tak ada habisnya. Tak terkecuali pada makanan dan tumbuhan seperti ubi cilembu. Ubi yang terkenal sangat manis ini, konon hanya bisa ditanam di Desa Cilembu, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Jika dibudidayakan di luar Cilembu akan berpengaruh terhadap rasa.

Fenomena itu menggelitik mahasiswi S3 ITB, Agustina Monalisa Tangapo untuk meneliti. Hasil penelitian tersebut mengantarkan Agustina meraih gelar doktor di kampus institut teknologi pertama di Indonesia ini.

Agustina Monalisa Tangapo, baru saja diwisuda berkat penelitiannya pada ubi cilembu. Dia berhasil meraih gelar doktor pada Program Studi Doktoral Biologi di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB.

Dia menyelesaikan disertasi berjudul "Dinamika Populasi Bakteri Rhizosfer dan Endofit Pada Budidaya Ubi Jalar Cilembu (Ipomoea batatas var. Cilembu) dan Peranannya Selama Proses Penyimpanan Pascapanen.

"Berdasarkan observasi dan fenomena yang ada, ubi cilembu jika ditanam di tempat yang berbeda di luar Desa Cilembu, hasil kualitas rasa manis berbeda. Makanya saya teliti, dari aspek mikrobiologi, khususnya bakteri rizosfer dan endofit yang mengasumsikan spesifik dengan lokasi di mana ubi cilembu itu berasal," kata Agustina dalam siaran pers ITB, Jumat (19/10/2018).

Berdasarkan penelitian ubi cilembu ketika ditanam di luar lokasi Desa Cilembu kelimpahan dan keanekaragaman bakterinya berbeda. Bakteri itulah, salah satu yang berpengaruh terhadap rasa manis. Walau pun ada faktor tanah yang bisa mempengaruhi.

Hasil penelitian itu, ujar dia, diharapkan dapat bermanfaat bagi petani yang ingin membudidayakan ubi cilembu di luar Desa Cilembu. Misalnya dengan menghasilkan produk pupuk hayati yang berisi mikroba yang sama seperti membudidayakan Ubi Cilembu di tempat asalnya.

Menurut Agustina, ubi jalar seperti cilembu, termasuk alternatif sumber karbohidrat setelah padi, jagung, dan ubi kayu (singkong). Nilai ekonominya pun sangat tinggi. Sehingga ke depan dapat menjadi alternatif ketika ingin melakukan diversifikasi pangan.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3504 seconds (0.1#10.140)