Kemarau, Penghasilan Petani Sayuran Menurun Drastis

Jum'at, 19 Oktober 2018 - 16:52 WIB
Kemarau, Penghasilan Petani Sayuran Menurun Drastis
Petani sayuran di Lembang, KBB, menyiram tanaman dengan air selang. Selama musim kemarau ini petani mengeluhkan minimnya suplai air alami akibat hujan sudah lama tidak turun. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Petani sayuran di wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengeluhkan sulitnya mendapatkan pasokan air untuk lahan pertaniannya. Kendati di beberapa daerah sudah mulai turun hujan, di wilayah Lembang khususnya Cibodas sama sekali belum turun hujan.

"Kemarau ini air sulit. Kami kebingungan untul menyiram area pertanian yang setiap hari harus diberi air," kata salah seorang petani sayuran di Cibodas, Dadan Kartiwa (36), Jumat (19/10/2018).

Dia menjelaskan, selama tiga hari terakhir air yang berasal dari mata air gunung yang tidak jauh dari perkampungan, tidak mengalir ke lahan pertanian. Bahkan, untuk kebutuhan rumah tangga sudah sejak lima hari terakhir tidak mengalir sehingga para petani memilih tidak menanam.

Menurutnya, dalam satu minggu air mengalir hanya satu hari. Salah satu upaya antisipasi yang dilakukan warga adalah dengan membuat sumur bor. Namun, bagi para petani yang tergabung di Kelompok Tani Macakal biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat sumur bor relatif mahal. Sementara itu, bantuan air dari pemerintah pun hingga saat ini belum ada.

Pada kondisi kekeringan seperti ini, dengan luas lahan 3-5 hektare yang dikelola kelompok tani. Jika dalam kondisi normal, satu hari bisa panen satu kuintal baby buncis kenya. Sedangkan sekarang di musim kemarau yang minim air, hasil panen hanya 30 kilogram. Akibatnya, sudah dua bulan terakhir pihaknya tidak mengirimkan produk baby buncis ke Singapura.

Dirinya berharap, kondisi alam segera berubah dengan turun hujan. Atau, sebagai penanganan jangka pendek sambil menunggu masuknya musim penghujan, pihaknya meminta instansi terkait untuk membantu suplai air ke petani. Sebab, selain kebutuhan air bersih untuk keperluan aktivitas warga sehari-hari, petani juga membutuhkan pasokan air agar benih bibit tanaman yang telah ditanam tidak mati.

"Dampak dari kemarau membuat produksi di kelompok tani menurun. Sehingga pendapatan yang didapat petani juga berkurang," tandasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6548 seconds (0.1#10.140)