Ini Strategi Disparbud Jabar Atasi Dampak Corona terhadap Sektor Pariwisata

Kamis, 12 Maret 2020 - 22:02 WIB
Ini Strategi Disparbud Jabar Atasi Dampak Corona terhadap Sektor Pariwisata
Disparbud Jabar menggelar Dialog Krisis Pariwisata menyikapi dampak wabah virus Corona terhadap sektor pariwisata di Jabar, Kamis (12/3/2020). Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat bersama seluruh stakeholder pariwisata menyiapkan strategi untuk mengatasi dampak wabah virus Corona (Covid-2019) terhadap sektor pariwisata di Jabar.

Hal tersebut mengemuka Dalam Khusus Krisis Pariwisata (Community Need Assesment) yang digelar Disparbud Jabar dan diikuti seluruh stakeholder pariwisata di Hotel Aryaduta, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Kamis (12/3/2020).

Kepala Disparbud Jabar Dedi Taufik mengatakan, berdasarkan hasil dialog bersama seluruh stakeholder pariwisata di Jabar, diperoleh kesepakatan bahwa Jabar siap menyambut kehadiran wisatawan di tengah keresahan masyarakat akibat wabah virus Corona.

Sejumlah strategi pun sudah disiapkan untuk mendukung kesepakatan tersebut, mulai dari pelaksanaan event pariwisata hingga gebyar diskon tarif fasilitas penunjang pariwisata di berbagai objek wisata di Jabar.

"Kami bersama seluruh pelaku industri pariwisata di Jabar bersepakat bahwa Jabar siap menerima kunjungan wisatawan," kata Dedi.

Pihaknya pun akan berupaya mempercepat pelaksanaan sejumlah agenda pariwisata guna menarik kunjungan wisatawan ke Jabar. Oleh karenanya, seluruh pelaku industri pariwisata di Jabar didorong menyiapkan berbagai program untuk mendukung kunjungan wisatawan tersebut.

"Seperti tadi (dalam dialog) dari (pemilik) Great Asia Afrika mau bikin atraksi. Kemudian, dari Saung Angklung Udjo juga akan membuat atraksi yang melibatkan ratusan orang dan sebagainya," ujar Kadisparbud Jabar.

Tidak hanya itu, pihaknya pun akan menggencarkan promosi pariwisata di luar Provinsi Jabar. Langkah tersebut diambil agar okupansi hotel-hotel di Jabar kembali meningkat.

"Kalau wisatawan dari Cianjur misalnya, mereka tentu pulang pergi, tidak menginap. Nah, kita inginkan orang Jakarta, Banten, Jogja dan sebagainya bisa datang ke sini," tutur Dedi.

Langkah lain yang akan diambil, ungkap dia, Disparbud Jabar akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mendapatkan keringanan pajak pariwisata sesuai keinginan para pelaku industri pariwisata di Jabar.

Menurut Dedi, para pelaku pariwisata di Jabar mengharapkan keringanan pajak penghasilan (Pph) industri pariwisata, khususnya Pph pasal 21 dan 25, termasuk keringanan pajak pembangunan 1 (PB 1) yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota.

"Mereka (pelaku industri pariwisata) intinya sudah siap menyambut kedatangan wisatawan, namun di sisi lain, mereka pun mengharapkan keringanan pajak," ungkap dia.

Meski begitu, Dedi mengatakan, para pelaku industri pariwisata harus tetap mewaspadai penyebaran virus Corona, seperti menyiapkan fasilitas hand sanitizer dan alat pengukur suhu tubuh untuk menekan potensi penyebaran virus Corona. "Jadi, yang terpenting, kita tetap selalu waspada dalam mengantisipasi penyebaran virus Corona," kata Dedi.

Dedi mengemukakan, hasil dialog bersama seluruh pelaku pariwisata di Jabar tersebut akan ditindaklanjuti dengan rapat koordinasi bersama Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. "Sehingga, seluruh poin-poin kesepakatan bisa segera ditindaklanjuti," ujar dia.

Di tempat yang sama, Owner Great Asia Africa Perry Tristianto mendorong seluruh pelaku industri pariwisata di Jabar tidak mengandalkan pemerintah dalam menjaga stabilitas pariwisata akibat dampak Corona.

"Para pelaku bisnis wisata ini harus ikut serta berupaya menarik wisatawan, misalnya membuat program maupun event," kata Perry.

"Cepat kita bergerak, kalau gak bisa habis. Soalnya di Jawa Tengah pariwisatanya berkembangnya besar, terutama yang dari stakeholder, bukan pemerintahnya," ujar dia.

Pemilik sejumlah objek wisata di Lembang, Kabupaten Bandung Barat itu menekankan, Jabar memiliki potensi pariwisata yang besar yang didukung kondisi cuaca yang bagus serta keramahan masyarakatnya. "Jadi itu sebenarnya yang harus kita jual, yang harus kita tonjolkan," tutur Perry.

Dia menambahkan, sebelum wabah Corona mencuat, sektor pariwisata di Jabar sebenarnya sudah mengalami penurunan akibat minimnya event pariwisata dan program yang dibuat para pelaku industri pariwisata di Jabar.

"Sebelum Corona, pariwisata Jabar itu sudah turun 10-15 persen. Kenapa turun? karena tidak membuat apa-apa yang baru. Makanya, Lembang sendiri sudah turun jauh sejak tahun lalu. Kita bikin lagi sesuatu supaya meramaikan lagi," tandas dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.9009 seconds (0.1#10.140)