Simpatisan Jokowi-Ma'ruf Harus Hindari Euforia, Ini Alasannya

Senin, 15 Oktober 2018 - 09:07 WIB
Simpatisan Jokowi-Maruf Harus Hindari Euforia, Ini Alasannya
Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Maruf Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta seluruh elemen tim dan pendukung Jokowi-Maruf menghindari euforia. Foto/Istimewa
A A A
PURWAKARTA - Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta seluruh elemen tim dan pendukung Jokowi-Ma'ruf menghindari euforia. Alasannya, berkaca pada fenomena Pilgub Jawa Barat, euforia malah menegasikan konsolidasi aktif di lapangan.

Ketua DPD Golkar Jawa Barat tersebut menyampaikan hal itu sebelum bertolak menemui buruh PT Il Jin Sun Purwakarta. Tepatnya, di area Gedung Kembar, Jalan KK Singawinata, Purwakarta, Senin (15/10/2018).

"Harus belajar pada Pilgub Jabar kemarin. Mereka memiliki gerakan yang tidak nampak, tetapi hasilnya nampak. Jadi, jangan terlalu euforia. Apalagi mereka memiliki jaringan dan pengelolaan isu yang kuat," katanya.

Penataan strategi pun akan segera dilakukan mantan Bupati Purwakarta dua periode tersebut. Dia siap mengonsolidasikan relawan sampai ke unit sosial terkecil dalam satu komunitas masyarakat.

"Fokusnya ke wilayah teritorial, itu kita kuatkan. Kebutuhan publik harus terjawab oleh relawan. Jadi, tidak perlu banyak kumpul-kumpul yang bersifat seremonial," ujarnya.

Koordinasi bersama Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf sudah jauh-jauh hari dijalin. Menurut Dedi, hal itu dalam rangka menguatkan pola pemenangan dari pusat sampai ke tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS).

"Kita ingin kampanye itu ada di unit sosial tingkat TPS. Ada tim terlatih sampai ke tingkat TPS yang mengonsolidasi suara dengan baik. Saya kira itu lebih efektif, ada uang Rp1 juta mah kan lebih baik ngaliwet daripada bikin acara," tuturnya.

Berdasarkan data tim internal, Dedi menyebutkan, segmentasi pemilih Jokowi-Ma’ruf di Jawa Barat sangat berwarna. Karena itu, dibutuhkan cara berbeda untuk penguatan di masing-masing segmen tersebut.

Menurutnya,, identitas partai pengusung dalam hal ini menjadi penting. Masing-masing partai melakukan pendekatan sesuai identitas partai yang dimilikinya. Dedi mencontohkan PKB dan PPP yang bisa masuk ke dalam segmentasi pemilih muslim. Kemudian PDIP, Golkar, Nasdem, Hanura, PSI, PKPI, dan Perindo bisa mengolah pemilih dengan basis nasionalis moderat.

"Semua elemen bergerak menjaga dan memperluas basis konstituennya. Pertama berdasarkan basis ideologi, kemudian berdasarkan wilayah-wilayah binaan," katanya.

Terkait wilayah binaan tersebut, menurut dia, Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Erick Thohir sudah memberikan arahan. "Pesan Beliau, seluruh aspek harus terpetakan dengan baik. Fokus bekerja untuk kemenangan Jokowi-Ma’ruf," ujarnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2304 seconds (0.1#10.140)