Kapolda Jabar: Masker-Hand Sanitizer Sitaan Dikembalikan untuk Dijual dengan Harga Normal

BANDUNG - Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi menyatakan bahwa masker dan hand sanitizer yang disita dari sejumlah pengungkapan kasus penimbunan akan dikembalikan dengan syarat tertentu.

Sejumlah barang yang disita itu, kata Kapolda tidak akan disebarkan ke masyarakat secara langsung oleh pihak kepolisian. Namun, masker dan hand sanitizer tersebut akan dikembalikan ke pemiliknya dengan syarat dan perjanjian untuk disebarkan ke masyarakat yang membutuhkan dengan harga standar.

"Yang disita itu tidak akan dijual, jadi dikembalikan. Tapi harus ada perjanjian, mereka jual dengan harga standar," kata Rudy di Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih Bandung, Selasa (10/3/2020).

Sementara itu, Kapolres Bogor AKBP Roland Ronaldy mengatakan, pihaknya akan mengawasi penjualan masker setelah pengungkapan kasus penimbunan masker di Bogor yang diungkap pada Senin 9 Maret 2020.

Dalam situasi mewabahnya virus Corona, kata Roland, masyarakat sangat membutuhkan masker dan hand sanitizer karena itu barang sitaan dikembali untuk disebarkan ke masyarakat dengan harga standar.

"Jadi karena situasinya seperti ini, banyak masyarakat yang membutuhkan, yang bersangkutan akan mendapat pembinaan. (Barang sitaan) akan dikembalikan ke yang bersangkutan dengan perjanjian (dijual) harga normal," kata Roland.

Barang bukti penimbunan yang diungkap di Polres Bogor, yaitu 232 botol hand sanitizer isi 250 mililiter yang dijual dengan harga Rp120 ribu, jauh lebih tinggi dari harga normal Rp20 ribu per botol.

Sebanyak 336 boks masker kesehatan dijual dengan harga Rp345 ribu. Sedangkan harga normal Rp20 ribu. Disita pula, 950 masker tak sesuai standar yang dijual Rp30 ribu per lusin dari harga normal Rp6 ribu.