Corona Jadi Sorotan, DBD Renggut 15 Nyawa Warga Jabar

Senin, 09 Maret 2020 - 21:49 WIB
Corona Jadi Sorotan, DBD Renggut 15 Nyawa Warga Jabar
Foto/SINDONews/Dok/Ilustrasi
A A A
BANDUNG - Di tengah isu virus Corona (Covid-19) yang mendapat banyak sorotan, penyakit demam berdarah dengue (DBD) menjadi ancaman lain di Provinsi Jawa Barat.

Bahkan, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, sepanjang 2020 ini, sudah 15 nyawa melayang akibat penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini.

Kepala Dinkes Jabar Berli Hamdani Gelung Sakti mengatakan, tahun 2020 bukan masuk siklus lima tahunan DBD. Namun, kasus DBD tetap ada karena penyakit ini masuk kategori endemik. Sehingga, wajar jika setiap tahun terjadi wabah DBD.

"Kematian (di Jabar) sebanyak 15 kasus. Jumlah ini paling banyak di antara provinsi lain. Total kasus yang meninggal akibat DBD di Indonesia (tahun ini) 78 kasus," kata Berli di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (9/3/2020).

Meski begitu, lanjut Berli, jumlah kasus kematian akibat DBD tahun ini menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dia menyebutkan, pada periode Januari 2019 saja, terdapat 26 kasus kematian akibat DBD. Sedangkan Februari 2019 tercatat 23 kasus kematian.

"Tahun 2019 memang masuk siklus puncak lima tahunan DBD. Total kasus DBD pada 2019 mencapai 23.000 kasus," ujar.

Menurut Berli, selain sebagai daerah endemik DBD, Jabar juga menjadi tempat yang cocok untuk nyamuk pembawa virus dengue itu berkembang biak. Kondisi tersebut berkaitan erat dengan perilaku masyarakatnya yang belum peduli terhadap kebersihan lingkungan.

"Banyak tempat penampungan air dibiarkan terbuka, jarang dikuras, tidak dikasih abate," ujarnya.

Disinggung mengenai langkah penanganan sekaligus pencegahan, Berli menyatakan, pihaknya akan lebih menggencarkan gerakan kebersihan yang melibatkan masyarakat secara serentak. Menurutnya, langkah tersebut dapat menekan penyebaran kasus DBD.

"Seperti Gerakan Jumat Bersih, semua bergerak se-Jabar. Setengah saja membersihkan tempat berkembang biak nyamuk, insya Allah angka kasus (DBD) akan menurun," tandasnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3911 seconds (0.1#10.140)