Pandemi Corona Serang 212 Negara dan Menginfeksi 3,8 Juta Orang

Kamis, 07 Mei 2020 - 09:36 WIB
loading...
Pandemi Corona Serang 212 Negara dan Menginfeksi 3,8 Juta Orang
Pandemi virus Corona atau COVID-19 yang sudah menyerang 212 negara telah menginfeksi sebanyak 3,8 juta orang di seluruh dunia. Foto/Ilustrasi/Reuters
A A A
JAKARTA - Pandemi virus Corona atau COVID-19 yang sudah menyerang 212 negara telah menginfeksi sebanyak 3,8 juta orang di seluruh dunia. Sampai Kamis (7/5/2020), kasus COVID-19 terus bertambah.

Disitir dari situs pemantau online, worldometers.info, sebanyak 3.818.791 juta orang dilaporkan telah terinfeksi virus mematikan tersebut. Sebanyak 264.811 orang meninggal dan 1.299.234 dinyatakan sembuh.

Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara yang paling buruk terkena dampak pandemi virus Corona di dunia. Negara ini mempunyai angka kasus dan jumlah korban meninggal tertinggi. Tercatat ada 1.262.887 kasus infeksi virus Corona di AS dengan korban meninggal mencapai 74.795 dan 212.965 dinyatakan sembuh.

Selain AS, benua Eropa juga menjadi wilayah yang paling terdampak virus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China itu. Spanyol menjadi negara Eropa dengan jumlah kasus tertinggi dan Inggris menjadi negara di benua biru dengan jumlah kematian tertinggi.

Spanyol mencatat 253.682 kasus infeksi virus Corona dengan jumlah kematian mencapai 25.857. Sedangkan Inggris mencatat kasus infeksi virus Corona sebesar 201.101 dengan jumlah kematian mencapai 30.076. (Baca juga; Pandemi Corona Dorong PM Palestina Jadi Calon Pengganti Abbas )

Angka kematian akibat COVID-19 di Inggris adalah tertinggi kedua di dunia. Sementara jumlah kasus infeksi di Inggris adalah yang keempat di dunia, setelah AS, Spanyol, dan Italia yang mencatat kasus infeksi sebanyak 214.457 dengan total korban meninggal 29.684 atau tertinggi ketiga di dunia.

Di Indonesia, tercatat ada 12.438 kasus infeksi virus Corona dengan 895 orang meninggal dan 2.317 dinyatakan sembuh. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan perhatian khusus kepada kebijakan khusus sejumlah negara yang mulai melonggarkan penguncian atau lockdown di wilayahnya.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan risiko kembali menerapkan lockdown jika negara-negara yang melonggarkan pembatasan tidak mengelola masa transisi dengan hati-hati. (Baca juga; 29 Pasien Positif COVID-19 di Bogor Raya Dinyatakan Sembuh )

Sementara itu, studi oleh para pakar di Genetics Institute University College London (UCL) menemukan hampir 200 mutasi genetik berulang dari virus corona baru (SARS-CoV-2) yang menunjukkan bagaimana virus itu berevolusi saat menyebar pada manusia.

Analisa genetik pada sampel dari lebih 7.500 orang yang terinveksi COVID-19 menunjukkan virus itu menyebar cepat ke penjuru dunia pada akhir 2019 dan beradaptasi pada inang manusia.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1805 seconds (0.1#10.140)