Amien Rais Dinilai Fitnah Kapolri soal Kasus Suap Impor Daging

Jum'at, 12 Oktober 2018 - 17:33 WIB
Amien Rais Dinilai Fitnah Kapolri soal Kasus Suap Impor Daging
Pengamat politik dari Unpad Muradi. Foto/SINDOnews/Agus Warsudi
A A A
BANDUNG - Pengamat politik dan keamanan dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Muradi menilai, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais telah melakukan fitnah terhadap Kapolri Jenderal Pol M Tito Karnavian jika tak bisa membuktikan tudingannya.

Agar tak mengarah ke fitnah, kata Muradi, Amien harus memberikan bukti terkait dugaan keterlibatan Kapolri dalam kasus ini. “Saya menilai, tudingan dan manuver Amien itu sebagai upaya tawar menawar politik dalam kasus hukum yang menyangkut dirinya. Pernyataan Amien ini menjurus fitnah jika tak bisa membuktikan. Kalau memang ada (kasus suap) dan punya data, buktikan saja. Selain itu, Amien harus mempertanggungjawabkan perkataannya,” kata Muradi di Bandung.

Muradi mengemukakan, pemeriksa internal Polri telah memeriksa kasus lama yang terjadi pada 2015-2016 tersebut. Hasilnya tak ditemukan dugaan keterlibatan Kapolri menerima dana dari pengimpor daging.

Disinggung tentang dugaan bahwa Amien Rais berupaya membenturkan Polri dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Muradi menyatakan, arahnya memang ke sana. “Memang arahnya ke sana. Saya kira, polisi, KPK, dan kejaksaan, sudah membuat MoU di antara mereka bertiga untuk saling bersinergi. Pernyataan Ketua KPK kan jelas, tidak ada barang bukti yang dirobek, tidak ada keterlibatan Tito (Kapolri). Saya kira, ini bukan upaya KPK untuk menutup-nutupi. Kalau itu dilakukan, KPK bunuh diri. Sekarang kan zaman sudah terbuka,” tutur Muradi.

Amien Rais dengan manuvernya, ungkap Muradi, ada tiga hal. Pertama, dia ingin bargaining potition. Menurut Muradi langkah yang dilakukan Amien ini salah dengan mengaitkan Kapolri dalam kasus impor daging. Kedua, dia ingin membangun citra bahwa dirinya baik. Tapi yang dia ungkap ternyata kasus lama.

“Yang ketiga, Amien Rais tidak gentle ya. Sebagai negarawan, seharusnya dia datang (untuk diperiksa penyidik), tidak usah bawa massa. Tujukkan bahwa dia orang baik. Tidak perlu rame,” tandas Muradi.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pasundan Didi Turmudzi isu perobekan buku merah oleh penyidik mantan penyidik Komisi Pemeberantasan Korupsi (KPK) dari kepolisian, diharapkan tidak berpengaruh pada kinerja institusi Polri. Kapolri Tito Karnavian diminta untuk tetap fokus bekerja dan melakukan pelayanan kepada masyarakat.

Didi Turmudzi mengaku miris dengan pemberitaan tentang kasus yang belum bisa dipastikan kebenarannya itu. Masyarakat dan kepolisian juga diharapkan tidak terpancing. Fokus polisi tidak boleh terpecah.

"Keamanan dan kondusifitas harus terjaga mendekati penyelenggaraan Pileg dan Pilpres 2019. Saya kira beliau (Tito Karnavian) orang cerdas. Kalau sesuatu sudah tepat, tidak pernah berubah, sikapnya akan konsisten. Kalau terpancing, yang jadi korban itu masyarakat. Saya yakin beliau bisa melakukan yang terbaik untuk bangsa," ujar Didi.

Seperti diketahui, Kapolri Jenderal Pol M Tito Karnavian diberitakan berbagai media terkait laporan IndonesiaLeaks (platform bersama untuk menghubungkan pembocor informasi atau whistle blower dengan media) disertai bukti dokumen yang dilampirkan.

Dalam laporan tersebut, dua penyidik Polri diduga merobek 'buku merah' barang bukti kasus suap impor daging dengan tersangka Basuki Hariman. Disebutkan pula ada catatan transaksi ke Kapolda Metro Jaya yang saat itu masih dijabat oleh Tito.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2343 seconds (0.1#10.140)