DLHK Karawang Gandeng Swasta Sulap Sampah Menjadi Briket

Jum'at, 12 Oktober 2018 - 12:44 WIB
DLHK Karawang Gandeng Swasta Sulap Sampah Menjadi Briket
Rapat pembahasan pengelolaan sampah Jalupang oleh DLHK Karawang dengan pihak swasta PT Organic Bali. Foto/Istimewa
A A A
KARAWANG - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang menggandeng pihak swasta PT Organic Bali untuk mengelola sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Jalupang di Kecamatan Kotabaru. Sampah rumah tangga tersebut rencananya diolah kembali menjadi briket sebagai pengganti batu bara melalui teknologi refuse-derived fuel (RDF).

Dengan teknologi ini, bisa mengurangi volume sampah yang overload di TPAS Jalupang yang mencapai 900 ton sampah setiap harinya.

"Kami sudah melakukan kajian dengan tim kerja sama Pemda dan memutuskan untuk bekerja sama dengan PT.Organic Bali mengelola sampah di TPSA Jalupang. Meski volume sampah kita sudah overload, namun masih belum cukup untuk kebutuhan pihak ketiga mengelola sampah yang menghasilkan energi terbarukan. Oleh karena itu kami juga memutuskan untuk menampung sampah industri yang bisa diolah kembali," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang Wawan Setiawan, Jumat (12/10/2018).

Menurut Wawan, volume sampah di TPAS Jalupang mencapai 900 ton, namun pihaknya hanya mampu mengangkut 370 ton setiap hari. Hal ini karena armada pengangkut sampah masih terlalu sedikit yaitu hanya 61 unit.

Untuk mengatasi TPAS Jalupang yang membeludak, DLHK pun bekerja sama dengan PT Organic Bali yang dinilai mampu mengelola sampah tersebut menjadi energi terbarukan. Perusahaan tersebut mampu mengelola sampah menjadi briket untuk pengganti batu bara.

"Dari sampah yang ada di Karawang itu bisa dihasilkan 30 persen bahan bakar. Kemudian sisanya bisa digunakan untuk produk organik lainnya," ujarnya.

Wawan mengatakan, investasi PT Organic Bali dalam mengelola sampah Jalupang mencapai US$ 1 juta. Mereka membutuhkan lahan 5.000 meter dan sampah yang diangkut oleh pemerintah.

"Mesin pengelolaan sampah mereka membutuhkan sampah dalam satu hari 600 ton hingga 1.000 ton. Untuk menutupi kekurangan itu, kita akan mengajak pihak industri yang menghasilkan sampah non B3."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8368 seconds (0.1#10.140)