ITB, ESDM, dan BUMN Kerja Sama Kembangkan Bio Avtur

Rabu, 04 Maret 2020 - 14:55 WIB
ITB, ESDM, dan BUMN Kerja Sama Kembangkan Bio Avtur
Penandatangan kerja sama antar lembaga untuk pengembangan bio avtur di Indonesia. Foto/Dok/Humas ITB
A A A
BANDUNG - Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) ESDM, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), PT Pupuk Indonesia dan PT Pertamina bersepakat melakukan kerja sama pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN) terutama bio avtur.

Penandatangan kerja sama dilakukan di Aula Barat ITB, Jalan Ganesha, Kota Bandung, Rabu (4/3/2020). Hadir menyaksikan penandatangan MoU antara lembaga adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

Menurut Arifin, kerja sama tersebut secara spesifik meliputi penyusunan Basic Engineering Design Package (BEDP); Front End Engineering Design (FEED) termasuk Detail Engineering Design (DED); Procurement; Construction; Commissioning; dan uji operasi dan produk.

Selain itu, akan dilakukan pengoperasian dan pengelolaan pabrik percontohan bahan bakar diesel biohidrokarbon dan bioavtur. Termasuk monitoring, evaluasi dan penyusunan kajian kelayakan teknis dan ekonomis pengembangan dan pemanfaatan teknologi bahan bakar nabati serta trategi komersialisasi teknologi.

Pada tahap awal, akan dilakukan pembangunan pabrik percontohan Bahan Bakar Nabati (BBN) Biohidrokarbon di area pabrik Pupuk Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan. Nantinya, pabrik ini akan memproduksi diesel biohidrokarbon, terutama Bioavtur J100 yang akan digunakan untuk uji properti, uji statik, dan uji terbang.

"Kapasitas pabrik percontohan yang dirancang adalah 1.000 liter diesel biohidrokarbon atau Bioavtur perhari. Adapun anggaran yang diperlukan untuk pembangunan dan pengoperasian pabrik ini selama setahun sekitar Rp75 miliar," ujar Arifin.

Pabrik percontohan BBN biohidrokarbon tersebut, kata dia, dirancang untuk mengolah bahan baku berupa minyak nabati industrial (industrial vegetable oil/IVO) menjadi diesel biohidrokarbon. Selain itu mengolah minyak laurat industrial (industrial lauric oil/ILO) menjadi bioavtur.

"Terselesaikannya proyek pembangunan pabrik ini akan memberi dampak terwujudnya kilang BBN biohidrokarbon dengan teknologi dan katalis merah putih," tutur Arifin. (Baca juga; Pertama di Indonesia, PSLH ITB Gagas Pemanfaatan Drone untuk Lingkungan Hidup )

Menurut dia, kerja sama dengan ITB, merupakan tindak lanjut dari kerja sama sebelumnya, misalnya bekerjasama mengembangkan katalis padat berbahan dasar mineral monmorilonit dari lempung. Juga pengujian pemanfaatan biodiesel sejak 2006, pengembangan teknologi gasifikasi biomassa, dan Carbon Capture and Storage.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.9057 seconds (0.1#10.140)