635 Angkot Tua Bakal Dimusnahkan Pemkot Bogor Tahun Ini

Senin, 02 Maret 2020 - 10:42 WIB
635 Angkot Tua Bakal Dimusnahkan Pemkot Bogor Tahun Ini
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menargetkan mengurangi sebanyak 635 unit angkutan kota (angkot) tua yang sudah beroperasi di atas 20 tahun. SINDOnews/Haryudi
A A A
BOGOR - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menargetkan mengurangi sebanyak 635 unit angkutan kota (angkot) tua yang sudah beroperasi di atas 20 tahun. Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Eko Prabowo mengatakan, program reduksi konversi angkutan kota (Angkot) tua berpedoman pada Perda No 10/2019, Surat Edaran Wali Kota, dan Surat Edaran Kadishub.

"Sampai saat ini, kendaraan yang mengikuti program ini sebanyak 69 unit angkot. Sebanyak 10 unit dilakukan scraping di Balai Kota hari ini oleh Bapak Wali Kota Bogor. Targetnya sampai akhir 2020, jumlah angkot akan berkurang sebanyak 635 unit," ujar Eko, Minggu (1/3/2020).

Eko menambahkan, angkot yang telah dibesituakan diberikan P5 untuk kemudian disampaikan ke Samsat untuk dilakukan penghapusan data. Hal itu dilakukan agar angkot tersebut tidak dapat beroperasional kembali setelah mengikuti program reduksi konversi angkutan. (Berita Terkait; Bima Arya Musnahkan Angkot Tua di Kota Bogor )

“Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada DPC Organda, badan hukum, pengurus KKU dan KKSU serta para pemilik dan sopir angkot atas peran aktif dalam menyukseskan program transportasi di Kota Bogor," katanya.

Sementara itu, Ketua Koperasi Duta Jasa Angkutan Mandiri (Kodjari) Khairuddin berharap dengan adanya program reduksi konversi 2:1 ini bisa memberikan kepastian usaha bagi pengelola angkutan di Kota Bogor.

"Sekarang jelas dengan 2:1, ada peremajaan. Saya kira itu sudah jalan terbaik. Kalau dibilang berat, ya berat. Tapi kalau melihat tujuan yang lebih besar, ada kepastian usaha, itu yang lebih bagus menurut kami. Itu yang paling kita dukung," ujar Khairuddin.

Kedua, dari sisi pengusaha dan sopir juga berharap dengan berkurangnya jumlah angkot, antara supply dan demand seimbang. “Jadi ada penghasilan yang bisa lebih baik lagi," pungkasnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7265 seconds (0.1#10.140)