Sukses Pameran di Las Vegas, NIION Luncurkan Sterling untuk Orang Bernyali Besar

Sabtu, 29 Februari 2020 - 18:57 WIB
Sukses Pameran di Las Vegas, NIION Luncurkan Sterling untuk Orang Bernyali Besar
Founder NIION Adit Yara (kiri) dan Co Founder NIION Rangga Yuzar menunjukkan tas Sterling yang diciptakan khusus bagi orang-orang bernyali besar. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Sukses membidik pasar dunia lewat ajang show atau pameran di Las Vegas, Amerika Serikat (AS) pada Agustus 2019 lalu, NIION kembali menggebrak dengan merilis artikel tas terbaru, Sterling.

Lewat Sterling, produsen tas unik asal Bandung itu kini naik kelas dengan menyasar kelas premium setelah sekian lama bergelut di segmen basic dan urban. Istimewanya, Sterling hadir untuk orang-orang yang punya nyali besar.

Co Founder NIION Rangga Yuzar mengatakan, Sterling merupakan kelanjutan artikel yang telah dirilis NIION sebelumnya. Jika sebelumnya NIION mengusung See Through, tas tembus pandang yang dapat memperlihatkan karakter asli pemakainya, kini NIION tampil lebih berani lewat tas berwarna perak mengkilat.

"Sterling ini lebih personal. Kami kasih bahan material, cermin segala macam buat lebih merefleksikan siapa sih kita. Dari sisi desain, Sterling ini dibuat untuk orang-orang yang lebih berani lagi," kata Rangga dalam Launching Sterling di Gudang Selatan, Gudang B, Jalan Gudang Selatan, Kota Bandung, Kamis 28 Februari 2020 malam.

Lebih spesifik Rangga menyebut, pemakai Sterling adalah orang-orang yang confidence (percaya diri) dengan barang-barang yang dikenakannya. Sehingga, pengguna Sterling memiliki pricing point yang membuatnya menjadi pribadi berkelas. "Dia (pemakai Sterling) punya gaya tersendiri, confidence dengan barang yang dipakai, dan punya pricing point (nilai berharga)," ujar dia.

Rangga mengakui, terciptanya Sterling tak lepas dari kisah keikutsertaan NIION dalam agenda show di Las Vegas. Dia bercerita, saat berpameran, buyers di Negeri Paman Sam itu justru lebih tertarik dengan prototipe Sterling dibandingkan artikel NIION lain yang dipajangkan.

Hal itulah yang membuat dia dan Founder NIION Adit Yara semakin yakin untuk memproduksi Sterling yang proses kreatifnya memakan waktu hingga delapan bulan itu. Ketertarikan buyers dunia terhadap Sterling pun menambah kepercayaan NIION sebagai local brand untuk naik kelas menciptakan produk yang lebih berkelas itu.

Disinggung soal kualitas, Rangga menyebut, soal kualitas tas yang didominasi bahan polyester itu tak perlu diragukan karena material yang digunakan lebih baik. Selain water resistance pada bahan hingga ziper, wellding Sterling pun lebih rapih dan kuat. "Karena segmen market-nya ke sana (berkelas). Kami ingin kualitas naik lagi," imbuhnya.

Founder NIION Adit Yara menyebutkan, hingga saat ini, NIION sudah memiliki tiga segmen tas yang diproduksi mulai basic, urban, hingga premium. Dia menyebut, Sterling merupakan tas dengan segmentasi premium.

"Segmen basic itu starter pack yang harganya Rp100.000-200.000, urban Rp200.000-500.000, dan Sterling mulai Rp350.000 hingga unlimited(tak terbatas)," sebut Adit seraya berharap ke depan NIION bisa kembali meluncurkan artikel yang luxury (mewah).

Lebih lanjut Adit mengatakan, NIION bertekad mengubah paradigma berpikir masyarakat, khususnya di Indonesia dalam membeli sebuah produk. Menurutnya, masyarakat kerap hanya melihat sisi bahan dan harga yang ditawarkan, namun mengabaikan proses kreatif dari terciptanya produk itu.

"Contohnya di Jepang, produk dari Jepang bisa mahal padahal itu lokal. Intinya, lokal Indonesia pun dengan kualitas, design, branding, hingga creative value(nilai kreativitas) bisa mahal," ujar Adit.

"Si Sterling ini kami kembangkan hingga akhirnya orang bisa menerima. Orang beli bukan karena harga, tapi karena NIION. Bisa dibilang, kami sedang menciptakan mazhab (brand atau merek), yakni NIION," tutur dia.

Adit berharap, masyarakat dapat memberikan price(penghargaan) pada sisi proses kreatif terciptanya sebuah produk. Oleh karenanya, sebagai kreator tas, dia bertekad menjadi seorang activator. Selain menjadi kreator, dia akan aktif mengampanyekan proses kreatif pembuatan tas sebagai selling point(titik pemasaran) yang tak ternilai harganya.

"Sebuah brand(merek) itu bukan dinilai dari produknya, saya sendiri punya campaign menjadi activator. Selain menjadi kreator, kami harus aktif mengampanyekan susah dan mahalnya bikin brand, proses itu tidak bisa dianggap sepele. Kami harus kasih tahu agar orang-orang menghargai history(riwayat) dari sebuah proses kreatif," pungkas Adit.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.2338 seconds (0.1#10.140)